HeadlineNews

UNESCO Perkirakan 1,5 Miliar Siswa Terganggu Pendidikan Selama Pandemi

Balai Pendidikan Gampong Kebutuhan Urgen Belajar Secara Daring
Seorang siswa sedang menonton video yang dikirimkan oleh gurunya ditengah wabah corona, sehingga sekolah diliburkan. Foto Ist

BANDA ACEH (popularitas.com) – Pandemi virus corona yang melanda global sekarang telah berdampak di berbagai sektor. Tidak hanya sektor ekonomi yang sering diperbincangkan, tak kalah penting dampak paling dirasakan juga adalah sektor pendidikan.

Terlebih setelah Badan Organisasi Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 merupakan pandemi dunia. Penetapan pandemi global ini dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, mengingat hingga sekarang belum ditemukan vaksin untuk pengobatan virus berasal dari Wuhan, China itu.

Direktur dan Perwakilan UNESCO Indonesia, Shabaz Khan mengatakan, pihaknya memperkirakan 1,5 miliar siswa di seluruh dunia untuk sementara tidak sekolah karena pandemi global ini. Tetapi ia berharap pendidikan tidak boleh berhenti, butuh keterlibatan para pihak agar pendidikan dapat terus berlanjut.

Ia mengajak kepada pemerintah, sistem pendidikan, guru, siswa dan orang tua di seluruh dunia harus bersatu dalam solidaritas untuk menerapkan alternatif pendidikan pengganti ruang kelas. Sehingga siswa dapat terus melanjutkan kegiatan akademisnya pada masa krisis Covid-19.

“Sehingga dapat memampukan siswa terus melanjutkan kegiatan akademis mereka sekarang,” tukasnya.

Sementara itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan sudah memiliki tiga skenario pembelajaran dari rumah dalam menghadapi pandemi tersebut.

“Dalam menghadapi wabah COVID-19 yang masa akhir penyebarannya belum pasti, maka Kemdikbud menyiapkan 3 skenario pembelajaran siswa,” kata Plt Dirjen PAUD-Pendidikan Tinggi Pendidikan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad kepada detikcom, Senin (27/4/2020) dikutip detik.com.

Hamid menjelaskan, jika pandemi COVID-19 selesai pada Juni, siswa dapat kembali masuk ke sekolah di awal tahun ajaran baru. Sementara jika pandemi Corona berakhir di akhir Agustus atau September, siswa akan tetap melaksanakan sistem belajar dari rumah (BDR) hingga pertengahan semester ganjil 2020/2021.

“Pertama, kalau COVID selesai Juni, maka siswa bisa masuk sekolah secara normal mulai pertengahan Juli sebagai awal tahun pelajaran baru,” ujar Hamid.

“Kedua, jika COVID selesai akhir Agustus atau September, maka semester ganjil 2020/2021 setengah semester BDR, selebihnya masuk sekolah,” sambungnya.

Lebih lanjut, Hamid juga telah menyiapkan skenario yang terburuk. Hamid mengatakan, jika pandemi Corona selesai di akhir tahun, siswa akan melaksanakan BDR sepanjang semester ganjil 2020.

“Ketiga, skenario terburuk jika Covid-19 selesai akhir tahun maka semester depan semuanya BDR,” tutur Hamid.

Selain itu, Hamid mengungkapkan, tidak ada perubahan kurikulum selama masa pembelajaran dari rumah dalam skenario tersebut. Namun Hamid menegaskan agar guru mengutamakan materi pelajaran yang esensial kepada murid.

“Kurikulum tetap, hanya guru diminta untuk memilih materi esensial untuk diberikan kepada siswa,” kata Hamid.[acl]

Shares: