HeadlineNews

Banjir Musim Kemarau di Underpass Beurawe

Ruas jalan underpass Beurawe tergenang air di musim kemarau, Senin, 6 Mei 2019 | Foto: Boy Nashruddin Agus

BANDA ACEH (popularitas.com) – Air setinggi satu hingga 2 centimeter terlihat menggenangi ruas jalan dua jalur underpass Beurawe pada Senin, 6 Mei 2019 siang. Padahal, saat itu kondisi kota Banda Aceh sedang panas.

Pantauan wartawan di lokasi, air yang menggenangi ruas jalan tepatnya di tengah terowongan tersebut turut memperlambat arus lalu lintas sesaat melintas. Percikan air juga tidak terhindari saat kendaraan mempercepat laju mesin.

Belum diketahui darimana air tersebut berasal.

Genangan air di jalan underpass ini sudah lama dikeluhkan warga. Pemberitaan tentang badan jalan yang tergenang ini juga sudah kerap diberitakan di media massa. Namun, hingga saat ini belum terlihat ada perbaikan dari pihak terkait.

Padahal, dilansir dari Serambi Indonesia, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fly Over/Underpass, Faisal, pernah menjanjikan untuk memperbaiki proyek senilai Rp 262.630.706.000 tersebut apabila terjadi hal yang tidak diinginkan. “Kalau ada kekurangan kami akan benahi lagi nanti. Tapi sekarang sudah bisa dilalui kok,” ujarnya, Rabu, 28 Februari 2018.

Hasil penelusuran popularitas.com menyebutkan, proyek pembangunan FO Simpang Surabaya dan Underpass Beurawe dikerjakan oleh kontraktor PT Jaya Konstruksi dan PT Brantas Abi Praya. Nilai total biaya yang mencapai Rp272 miliar tersebut bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SSBN) tahun 2015-2018.

Ruas jalan underpass Beurawe yang menghubungkan Kuta Alam dengan kawasan Lambhuk Banda Aceh tergenang air di musim kemarau | Foto: Boy Nashruddin

Underpass Beurawe memiliki panjang 202 meter dengan lebar 10,4 meter. Sementara ruas jalan underpass dibangun 2 lajur 2 arah dan menjadi poros utama jalan lintas timur Sumatra yang menghubungkan pusat Kota Banda Aceh dengan Sigli, Lhokseumawe hingga Medan.

Pembangunan jalan underpass Beurawe sebenarnya sangat menguntungkan masyarakat kota Banda Aceh. Apalagi pembangunan jalan tersebut dapat memperpendek jarak dari pusat kota menuju kawasan Ulee Kareng, yang sebelumnya harus memutar terlebih dahulu ke Simpang Jambo Tape atau Simpang Surabaya.

Dua proyek pembangunan di pusat kota Banda Aceh tersebut sempat menjadi perhatian publik karena lamanya pengerjaan dilakukan. Namun, kedua proyek bersumber dana SSBN tersebut akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo pada Jumat, 14 Desember 2018 lalu.*(BNA)

Shares: