KesehatanNews

Banyak Penderita HIV/AIDS di Aceh Enggan Didata

Perilaku seks bebas, 88 warga Lhokseumawe positif HIV/AIDS
Ilustrasi.

BANDA ACEH (popularitas.com) – Jumlah penderita HIV/AIDS di provinsi Aceh mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sejak 2004 hingga Juli 2019, tercatat 800 lebih warga Aceh menderita penyakit menular yang dapat mematikan itu.

Diduga masih banyak warga Aceh lainnya yang terjangkit virul itu, namun malu membuka diri atau melaporkan ke pihak terkait.

“Permasalahanya sebagian dirahasiakan bagi yang bersangkutan (penderita), karena dia merasa malu, jangankan kita ambil data, bantuan saja yang kita berikan kalau nama atas dasar itu HIV dia malu, malah dia lari, ini permasalaan kita hadapi,” kata Aji Amin, Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang Dinsos Aceh di Banda Aceh, Kamis, 21 November 2019.

Dia menjelaskan, data jumlah penderita HIV/AIDS di Aceh sampai saat ini sebenarnya belum pasti. Sebab, belum semua masyarakat di 23 kabupaten/kota dilakukan pengecekan terkena atau tidak penyakit tersebut.

Baca: 800 Lebih Warga Aceh Terkena HIV/AIDS

“Tidak ada data yang pasti benar kalau seluruh Aceh, tetapi seperti yang disampaikan tadi oleh narasumber, berdasarkan data yang ada, itu yang paling terbanyak di Aceh Utara, Lhokseumawe, Pidie dan Pidie Jaya,” sebut Aji.

Pemerintah Aceh, kata Aji, melalui Dinas Sosial akan selalu memperhatikan penderita-penderita HIV/AIDS. Sebelumnya, mereka dibantu dengan usaha ekonomi produktif, seperti berjualan di kios-kios, dan memelihara kambing.

“Tetapi 2019 kita berikan bantuan berupa uang, Rp 300 ribu per bulan kepada yang betul-betul terkena penyakit HIV dan AIDS,” pungkasnya.

Sebelumnya, pengelola HIV/AIDS Dinas Kesehatan Aceh, Ratnawati menyebutkan, meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS di Aceh disebabkan beberapa faktor, salah satunya yaitu lemahnya pendidikan agama sehingga melakukan seks bebas. Sementara faktor lainnya adalah tertular lewat suami saat melakukan hubungan intim.

“Orang tua yang sudah berkeluarga pun melakukan hubungan seks, dengan bukan muhrimnya, sehingga HIV/AIDS dapat tertular ke istrinya,” jelas Ratnawati.

Ratna menjelaskan, selain orang yang sudah punya istri, seks bebas juga kerap dilakukan oleh para remaja. Hal itu terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua.

“Remajanya kita di Aceh itu saya lihat terlalu bebas, perhatian orang tua khususnya dalam pengawasan anak kurang, sehingga anak-anak sudah mencoba melakukan seks dini, sehingga remaja yang banyak kita temukan, khususnya laki-laki,” kata Ratnawati.*(C-008)

Shares: