News

Biden Sebut Trump Harus Dimakzulkan

Obama ungkap kekhawatiran Trump bisa kalahkan Biden di Pilpres Amerika Serikat 2024
Presiden AS Joe Biden dan mantan presiden AS Donald Trump. (Angela Weiss and SAUL LOEB / AFP)

POPULARITAS.COM – Presiden Amerika Serikat Joe Biden menganggap sidang pemakzulan mantan Presiden Donald Trump harus dilaksanakan terlepas dari sejumlah tantangan yang akan dihadapi.

“Saya pikir ini (persidangan pemakzulan) harus dilaksanakan,” kata Biden dalam sesi wawancara eksklusif bersama CNN di Gedung Putih pada Senin (25/1/2021).

Itu merupakan komentar paling vokal Biden sejauh ini dalam menanggapi polemik pemakzulan Trump.

Dalam wawancara itu, Biden menyadari sejumlah risiko dan konsekuensi yang harus dihadapi pemerintahan serta partainya, Demokrat, jika sidang pemakzulan Trump terus dilanjutkan.

Namun, ia mengatakan “akan ada efek yang lebih buruk” jika persidangan pemakzulan tidak dilaksanakan.

Biden juga menyadari bahwa butuh upaya besar agar Senat mendukung pemakzulan dan menghukum Trump.

Ia juga berpikir bahwa 17 senator Partai Republik tidak akan mendukung usulan untuk menghukum Trump agar

Mantan Wapres AS era Barack Obama itu merasa yakin bahwa keadaan akan berbeda jika sidang pemakzulan Trump berlangsung enam bulan sebelum pendahulunya itu lengser.

Pernyataan Biden itu muncul ketika Dewan Perwakilan AS telah mengirimkan draf pasal pemakzulan ke Senat pada Senin malam waktu Amerika.

Draf itu berisi satu pasal dakwaan terkait dugaan Trump menghasut kerusuhan massa pendukungnya di Gedung Capitol pada 6 Januari lalu. Kerusuhan itu menyebabkan satu orang polisi Capitol Hill dan empat orang lainnya tewas.

Dengan begitu, Senat secara resmi mulai menjadwalkan persidangan pemakzulan Trump.

Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, memperkirakan sidang tersebut kemungkinan dimulai pada pekan kedua Februari.

Sementara itu, Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chick Schumer, menyatakan sidang pemakzulan Trump akan dimulai sekitar 8 Februari.

Penundaan sidang tersebut, kata Schumer, dilakukan agar DPR AS fokus mengawal agenda kebijakan Presiden Joe Biden sambil menyiapkan sidang.[]

Sumber: CNNIndonesia

Shares: