HeadlineNews

Budiman Sudjatmiko, sang loyalis PDI Perjuangan itu pun akhirnya dipecat

Budiman Sudjatmiko, sang loyalis PDI Perjuangan itu pun akhirnya dipecat
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko (kanan) berpose sambil mengepalkan tangan usai menghadiri deklrasi Gerakan PraBu di Gedung Marina, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023). Kegiatan yang dihadiri ribuan relawan Prabowo Subianto-Budiman Sudjatmiko (PraBu) se-Jateng tersebut untuk mendukung Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/tom.

POPULARITAS.COM – Entah apa dalam pikiran Budiman Sudjatmiko, tetiba Ia secara terbuka dukung Prabowo Subianto sebagai di Pilpres 2024. Dukungan yang diberikan lelaki kelahiran Jogyakarta itu, tentu bersebrangan dengan PDI Perjuangan yang secara resmi telah mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Bermula dari pertemuan Budiman Sudjatmiko di kediaman resmi Prabowo Subianto pada 28 Juli 2023, kemudian dilanjutkan pada dukungan secara resmi pada Deklarasi Relawan Prabu (Prabowo-Budiman) di Semarang, Jawa Tengah pada 18 Agustus 2023. Langkah tersebut dinilai sebagai bentuk pembangkangan sosok yang era reformasi dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi tersebut. Pasalnya, dukungan itu Ia berikan saat dirinya masih berstatus kader partai berlogo banteng moncong putih tersebut.

Ya, semua orang menebak dan menafsir langkah politik Budiman Sudjatmiko. Bagaimanapun, sosok lelaki itu dulunya dikenal loyalis PDI Perjuangan. Peristiwa 27 Juli 1996 yang dikenal sebagai Kudatuli atau kudeta 27 juli, saat pengambilan paksa kantor DPP PDI Perjuangan di oleh Soerjadi Ketua PDIP hasil kongres di Medan yang di back up aparat kepolisan dan TNI. Saat itu, Budiman berdiri di barisan yang menolak. Peristiwa itu berbuntut ricuh, laporan Komnas HAM, 5 orang meninggal dunia, 149 terluka dan 136 orang ditahan.

Pada 1996, bersama sejumlah aktivis lainnya, Budiman Sudjatmiko membentuk gerakan politik dengan mendeklarasikan Partai Rakyat Demokratik (PRD). Karna dianggap membahayakan kekuasaan Suharto kala itu, Ia ditangkap dan di vonis 13 tahun penjara dengan tuduhan sebagai dalang penyerbuan kantor PDIP.

Budiman Sudjatmiko dapatkan Amnesty dari Presiden Abdurrahman Wahid, Ia bebas pada 1999 dan setelah bebas, Ia melanjutkan studi ke Inggris. Kembali ke Indonesia pada 2004, lelaki yang sempat mengenyam pendidikan di UGM itu memilih bergabung dengan PDI Perjuangan dan membentuk Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem).

Di PDI Perjuangan, karirnya lumayan Moncer, nama Budiman melambung dan jadi kader terbaik sebab suaranya di parlemen kerap nyaring terdengar. Berkat perjuangannya, terbentuknya UU tentang Desa di era Presiden RI SBY.

Sejak Pilpre 2014 dan 2019, Budiman menjadi pendukung Joko Widodo, dan kiprahnya sangat nyata memenangkan kontestasi dua kali Pilpres melawan Prabowo Subianto.

Namun, di Pilpres 2024 yang akan berlangsung tahun depan, tiba-tiba Budiman Sudjatmiko berbalik arah. Ia memilih menjadi pendukung Prabowo Subianto, dan melawah keputusan partai yang telah membesarkannya.

Buntunya tragis, karirnya di PDI Perjuangan hancur, Ia di pecat secara resmi. Pemecatannya ditandatangani langsung oleh Megawati Sukarno Putri dan Sekjen Hasto Kristiyanto.

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kehormatan Komarudin Watubun, dalam keterangannya dikutip dari laman Antara, Jumat (25/8/2023) mengatakan bahwa, ihwal surat pemecatan Budiman Sudjatmiko diputuskan dalam sidang komite partai yang dilaksanakan pada Senin 21 Agustus 2023.

Jadi, katanya, hasil sidang komite berupa rekomendasi sangsi berupa pemecatan Budiman Sudjatmiko telah dkeluarkan. Dasar itulah yang kemudian dikeluarkan surat resmi yang ditandangani ketua umum dan sekjen.

Soal pemecatan dirinya oleh PDI Perjuangan sendiri, dibenarkan oleh Budiman Sudjatmko, kepada Antara, Kamis (24/8/2023) malam, lelaki itu tak menampik perihal dirinya telah dipecat dari PDIP.

“Iya benar, surat pemecatan sudah saya terima,” terangnya.

Meski begitu, aktivis prodemokrasi 90-an ini enggan untuk berkomentar lebih lanjut. Ia hanya mengatakan bahwa dirinya berterima kasih kepada PDIP yang telah memberikan kesempatan untuk berkecimpung di dunia politik.

“Ini adalah pengakhiran dari satu episode dalam hidup saya dan memulai episode berikutnya. Bagian dari perjalanan saya sebagai manusia politik sejak saya remaja,” tegasnya.

Editor : Hendro Saky

Shares: