EkonomiNews

Jeruk Patek dari Aceh Jaya produksi kembali

eruk siam madu yang dulunya dikenal jeruk patek di Desa Alue Gaja, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, yang sempat terkenal sejak 1998 hingga 2003 tersebut kini sudah mulai produksi kembali.
eorang petani memetik jeruk di Desa Alue Gaja, Senin (28/1/2019). (Foto Antara Aceh)

CALANG (popularitas.com) : Jeruk siam madu yang dulunya dikenal jeruk patek di Desa Alue Gaja, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, yang sempat terkenal sejak 1998 hingga 2003 tersebut kini sudah mulai produksi kembali.

Setidaknya ada sekitar 10 hektare lahan jeruk patek sudah mulai dipanen oleh masyarakat setempat dan menjadi salah satu penghasilan yang menjanjikan bagi mereka.

Gesyik (kades) Desa Alue Gajah, Nijarlis saat dihubungi Antara, Selasa menyampaikan bahwa jeruk siam madu saat ini kembali membawa nama harum Kecamatan Darul Hikmah khususnya Desa Alue Gajah

“Pada tahun 2009 lalu pernah diberi bantuan lagi oleh pemerintah daerah, namun karena hama gajah, sehingga bibit bantuan tidak ada lagi, dan Alhamdulillah saat ini sudah mulai produksi lagi,” Ujarnya

Ia menuturkan bahwa Jeruk siam madu tersebut sudah mulai panen sekitar 10 hektare milik masyarakat setempat

“Untuk saat ini jeruk siam madu mulai dipasarkan ke beberapa daerah di Aceh. Produksinya sekitar 10 ton per hektare dan dalam setahun ada tiga kali panen besar,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa pada tahun 2019 ini pihaknya juga telah mengalokasikan dana untuk pengadaan bibit bagi masyarakat dengan anggaran gampong.

Sementara itu Salah seorang pemilik kebun, T Abdul Rafat (50) menyampaikan bahwa bencana tsunami tahun 2004 menjadi salah satu penyebab hilangnya oleh-oleh ciri khas dari Aceh Jaya tersebut.

“Sebelum terjadi konflik antara RI dengan GAM dulu, salah satu penghasilan penduduk di sini adalah jeruk, Kemudian terjadi konflik dan bencana tsunami, hampir seluruh tanaman jeruk ini rusak. Sekarang mulai kita kembangkan kembali,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa beberapa tahun silam jeruk siam madu patek menjadi salah satu pemasok terbesar di pasar buah di Banda Aceh dan Aceh Besar.

“Jeruk ini juga menjadi salah satu oleh-oleh yang dibawa pelintas barat selatan beberapa tahun lalu,” tuturnya.

Ia menyatakan, saat ini jeruk siam madu sudah mulai dipasarkan dengan harga Rp10.000/kilogram dan tidak jarang masyarakat dan para pengunjung datang langsung memetik sendiri di kebun.

Nuri Assirri, Camat Darul Hikmah saat dihubungi mengatakan, Desa Alue Gajah, Kecamatan Darul Hikmah sangat potensial dijadikan sebagai kawasan angrowisata.

“Jeruk memang komoditi yang pernah menjadi tanaman unggulan di desa tersebut. Kini warga di ini sudah membudidayakan kembali dan sudah panen,” pungkasnya.

Ia berharap pemerintah daerah dapat memfasilitasi fasilitas dasar seperti jalan, air dan juga telekomunikasi serta pendampingan lainnya.

“Kita dari pihak kecamatan sudah memfasilitasi agar jeruk patek Alue Gajah menjadi primadona bahkan dalam APBDes 2019 akan dikembangkan 20 hektare lagi lebih kurang,” ungkapnya.

Ia juga berharap Dinas Pertanian Aceh Jaya dapat melakukan pengadaan bibit dan mengalokasikan jalan usaha tani masyarakat setempat. (aceh.antaranews.com)

Shares: