News

Jumlah Pasangan yang Menikah di Aceh pada 2020 Menurun

Pemkab Aceh Besar Bolehkan Pesta Perkawinan dengan Ikuti Protokol
Ilustrasi - Pasangan pengantin memperlihatkan kartu nikah usai melangsungkan akad nikah di tengah COVID-19 di Masjid At Taqwa, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya, Sabtu (8/8/2020). ANTARA/Khalis

POPULARITAS.COM – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Aceh mencatat, jumlah pasangan yang menikah di Tanah Rencong mengalami penurunan pada 2020, dibandingkan dengan 2019.

Pada 2020, Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kemenag Aceh menyebutkan ada 42.213 pasangan yang melangsungkan pernikahan.

Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan 2019, yang mencapai 45.629 pasangan.

“Jika dibandingkan dengan tahun 2019, angka pernikahan pada tahun 2020 mengalami sedikit penurunan, namun hanya selisih beberapa peristiwa nikah,” kata Kepala Bidang Urais, Marzuki Ansari dalam keterangannya, Senin (18/1/2021).

Marzuki mengklaim, penurunan jumlah pasangan menikah pada 2020 bukan diakibatkan pandemi Covid-19. Pandemi ini, katanya, tak mengurangi minat masyarakat Aceh untuk menikah.

“Covid 19 tidak mempengaruhi jumlah nikah. Cuma tetap teman-teman kita di lapangan memperhatikan  protokol kesehatan. Misalnya dalam satu pernikahan dibatasi hanya 10 orang,” tutur Marzuki.

Berdasarkan data pernikahan, sebelum adanya kasus Covid-19 di Indonesia, tercatat 3.767 peristiwa nikah di Aceh pada Januari 2020, dan 3.686 peristiwa pada Februari.

Kemudian, saat ditemukannya kasus pertama positif Covid-19 di Indonesia pada Maret lalu, jumlah peristiwa nikah di Aceh di bulan tersebut berada pada angka 4.098.

Kemudian, tercatat 2.164 peristiwa nikah pada bulan April, 232 peristiwa nikah pada bulan Mei, 5.664 peristiwa nikah pada bulan Juni, 3.249 peristiwa nikah pada bulan Juli, 5.480 peristiwa nikah pada bulan Agustus.

Lalu, 3278 peristiwa nikah pada bulan September, 3.840 pada bulan Oktober, 3.266 peristiwa nikah pada bulan November,  dan 3.489 peristiwa nikah pada bulan Desember.

Marzuki menambahkan, jika dilihat pada data pernikahan, setiap bulannya angka pernikahan di Aceh tetap normal, hanya di bulan Mei  mengalami penurunan karena pantangan menikah pada pertengahan bulan antara Syawal dan Zulhijjah.

“Antara hari raya Idul Fitri dan Idul Adha tidak ada orang menikah. Bahkan ada beberapa daerah di Aceh tidak melangsungkan pernikahan karena pantangan  atau disebut juga buleun berapit (bulan apit).”

“Karena kebetulan bulan Maret kita Covid, bulan Mei ada kejadian seperti itu. Nah di bulan Juli, Agustus, September kembali normal, bahkan meningkat jika dihitung per-bulan,” ungkap Marzuki.

Sejauh ini, katanya, Kanwil Kemenag Aceh telah mengintruksikan kepada seluruh Kantor Urusan Agama  di Aceh untuk mematuhi protokol kesehatan agar dapat menekan penyebaran wabah Covid-19. Sehingga layanan di KUA tidak mengalami hambatan.

“Ini juga berkat dorongan masyarakat juga kuat. Masyarakat juga setelah kita sampaikan mereka patuh karena ini bukan hanya di Aceh, secara nasional, bahkan internasional,” kata Marzuki.

Editor: dani

Shares: