News

Kemendikbudristek rombak kurikulum demi turunkan angka pengangguran

Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI luncurkan Kurikulum Merdeka di semua tingkatan sekolah mulai tahun 2022, sebagai upaya menurunkan angka pengangguran.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto.

POPULARITAS.COM – Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI luncurkan Kurikulum Merdeka di semua tingkatan sekolah mulai tahun 2022, sebagai upaya menurunkan angka pengangguran.

Untuk penerapan kurikulum itu, langkah awal yang dilakukan adalah mengubah mindset sumber daya guru, kepala sekolah, dosen agar dapat menciptakan SDM unggul berkompeten dan daya saing kuat untuk Indonesia emas di tahun 2045.

Hal itu dikatakan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto secara daring kepada peserta Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch IV 2022 diselenggarakan Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan, berkolaborasi dengan PT Paragon Technology and Innovation, Senin (28/3/2022).

Infografis visi pendidikan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar pancasila. (dok. Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto)

“Merdeka belajar adalah terobosan Menteri Nadiem, kurikulum kita rombak, pembelajaran kita rombak, siswa mampu menjalankan enam karakter Pancasila pertama beriman, beraklhak mulia, berbhinneka global artinya bisa bekerjasama menerima perbedaan, bergotong royong, berpikir kreatif, positif thinking,” kata Wikan Sakarinto.

Kurikulum Merdeka disusun bersama disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Lalu pembelajaran berbasis project dari dunia kerja (PBL). Selanjutnya jumlah dan peran guru, dosen intruktur dari industri dan ahli dari dunia kerja.

Kemudian magang atau praktik kerja minimal satu semester dan sertifikasi kompetensi. Sementara guru, dosen dan intruktur secara rutin mendapatkan update teknologi, pelatihan dari dunia kerja dan teaching indrustri.

Infografis merdeka belajar arahan sistem pendidikan di masa depan. (dok. Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek , Wikan Sakarinto)

“Jadi maksud dari merdeka belajar guru tidak menjadi orang yang ditakuti seperti kurikulum sebelumnya melainkan guru menjadi fasilitator, komentator atau coach. Jadi konsep guru masa depan itu sosok guru yang dapat merubah anak mampu menjadi diri sendiri sesuai minat bakatnya. Kanapa harus diubah? karena dunia ini selalu berubah, jadi kalau kurikulum ini terus kaku maka kita akan tertinggal,” paparnya.

Wikan menjelaskan, kurikulum yang diterapkan Indonesia di era 70-an hingga kini mengadopsi sistem Jerman. Sementara, negara tersebut sudah berubah pesat dan Indonesia masih menggunakan pola yang sama. Inilah yang kemudian menjadi tantangan para pendidik.

“Kami menganggarkan ratusan miliar itu untuk training guru dan dosen. Terutama training mindset, link and match. Pelatihan guru itu tidak lagi theory based, tapi lebih pada practical based, pada project based learning, kemudian unsur pedagogi,” katanya.

Pihaknya, menganggap Kurikulim Merdeka merupakan langkah mengejar ketertinggalan akibat pandemi Covid-19. Kurikulum Merdeka rencanananya akan mulai digunakan mulai tahun ajaran 2022/2023 di jenjang TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.

Kurikulum ini, fokus pada materi esensial, sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Kurikulum ini juga memiliki fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid.

SMK Unggulan

Berdasarkan survei cepat Direktorat SMK pada tahun 2021, 901 SMK Pusat Unggulan (SMK PK) sudah dibina dengan pembelajaran “link and match” dengan industry. 91 persen telah memiliki instruktur atau praktisi industri mengajar di SMK PK.

Kemendikbudristek membina SMK PK selama 4 tahun, sementara industri memberikan investasi dalam skema pemadanan. Nantinya akan melibatkan satu juta majasiswa dan tiga sampai empat juta siswa SMK.

“SMK-SMK dan kampus kampus vokasi serta lembaga pelatihan keterampilan di Indonesia harus bekerja sama dengan industri dan dunia kerja, untuk mewujudkan pendidikan vokasi sebagai kekuatan ekonomi nasional melalui peningkatan kompetensi peserta didik yang selaras dengan dunia industri, dunia usaha, dan dunia kerja,” tambah Wikan.

Jadi pendidikan ini menjadi serapan industri yang menghasilkan produk. Inilah link and match, dunia pendidikan bersatu dengan industri.

Di kurikulum SMK baru menciptakan calon enterpreuner, calon pemimpin dan problem solver yang bisa menukang dan memiliki visi, bekerjasama, sehingga tak hanya mampu bekerja secara teknis saja.

Contohnya siswa tahun pertama jurusan Tata Busana, selama ini diajarkan mampu menjahit pakaian, pada kurikulum baru nanti diajarkan fashion desain, digital branding, icomers dan EO pameran. Pada tahun kedua dan ketiga diajarkan manajemen memanage penjahitan, merancang melalui komputer dengan desain kelas dunia.

“Sehingga setelah lulus SMK memliki kompetensi yakni soft skill, hard skill, sehingga bisa BMW (Bekerja, Melanjutkan studi dan Wirausaha).Inilah perubahan kurikulum dalam pendidikan vokasi,” jelas Wikan

Kemudian siswa juga harus belajar menghadapi konsumen, bagaimana rasanya ditolak konsumen, dimarahi konsumen, terkena pinalti, dikomplain, kerjakan lagi, agar mendapatkan pengalaman kerja dan hal itu merupakan kompetensi yang mahal.

Katanya, Presiden Joko Widodo menaruh perhatian dalam bidang pendidikan vokasi. Ia mengarahkan pembelajaran dari pelaku industri dan praktisi industri sangat penting untuk difasilitasi, termasuk dengan memperbesar bobot Sistem Kredit Semester (SKS) dalam belajar dari praktisi industri.

“Pak Jokowi mengajak industri untuk mendidik dengan kurikulum industri, bukan dengan kurikulum dosen,” kata Wikan.

Presiden menekankan agar pendidikan dan pelatihan vokasi dapat dikerjakan secara besar besaran. Perbaikan sistem pendidikan di Indonesia, menjadi perhatian Presiden,terutama melalui revitalisasi pendidikan vokasi secara skala besar, yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi.

Infografis Ide dan Konsep Pengembangan Kurikulum SMK. (dok. Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek , Wikan Sakarinto)
Shares: