HeadlineNews

Komisi II DPRA Gelar Pertemuan dengan Kadis Peternakan Bahas Sapi Kurus

Komisi II DPRA Gelar Pertemuan dengan Kadis Peternakan Bahas Sapi Kurus
Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menggelar pertemuan dengan pihak Dinas Peternakan Aceh, Senin (8/6/2020). Pemanggilan ini untuk membicarakan temuan sapi kurus di UPTD Inseminasi Buatan Inkubator (IBI) Saree, Aceh Besar yang sempat viral di media sosial. Foto Ist

BANDA ACEH (popularitas.com) – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menggelar pertemuan dengan pihak Dinas Peternakan Aceh, Senin (8/6/2020). Pemanggilan ini untuk membicarakan temuan sapi kurus di UPTD Inseminasi Buatan Inkubator (IBI) Saree, Aceh Besar yang sempat viral di media sosial.

“Ini sedang berlangsung (pertemuan dengan Dinas Perikanan Aceh) di ruang Komisi II DPRA,” kata anggota Komisi II DPRA, Yahdi Hasan.

Setelah pertemuan ini, sebut politisi Partai Aceh, akan langsung meninjau ke UPTD IBI Sare. Hingga sekarang pertemuan masih sedang berlangsung.

Adapun yang hadir dalam pertemuan tersebut. Pihak eksekutif dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Peternakan Aceh, staf hali, Kabid dan UPTD. Sedangkan pihak legislatif dihardiri oleh Ketua, Wakil dan 9 anggota Komisi II DPRA.

Sebelumnya Yahdi Hasan mengaku sudah pernah mengunjungi langsung ke UPTD IBI Saree, Aceh Besar Jumat (5/6/2020) lalu. Saat itu dia bersama anggota Komisi II DPRA lainnya menemukan fakta ada sapi yang kurus dan sejumlah persoalan lainnya.

Menurut anggota Fraksi Partai Aceh ini, ada permasalah secara administrasi, teknis dan kurangnya perhatian semua pemangku kebijakan di IBI Saree. Padahal program ini cukup bagus dan sangat memungkin menjadi pilot projek masa depan Aceh di bidang peternakan bila dikelola dengan baik dan benar.

Yahdi tampak menampik, Kepala UPTD IBI Saree telah menjelaskan dan mengakui sejumlah kesalahan pengelolaan yang dilakukan. Sehingga membuat sapi kurus dan kurang gizi.

“Pengakuan itu disampaikan langsung oleh kepala UPTD Sare kepada kami rombongan anggota DPRA. Tapi kesalahan itu tidak dijelaskan secara rinci kepada kami, hanya ada pengakuannya saja,” jelasnya.

Bila dikelola dengan baik, sebutnya, IBI Saree menjadi percontohan dan menjadi tempat edukasi putra-putri Aceh cara memelihara sapi yang baik. Namun seiring perjalananw aktu, program ini malah mubajir dan merugikan keuangan rakyat Aceh, karena pengelolaan yang kurang baik.

“Kondisi hewan sekarang sangat memperhatinkan, kurus, nampak kurang gizi dikarenakan ketiadaan makanan hewan di kandang,” ungkapnya.

Yang membuat anggota Komisi II DPRA kesal, sebutnya, di sekirar lokasi IBI Saree banyak terdapat rumput hijau dan subur dapat dijadikan pakan untuk ternak. Namun itu tidak dilakukan agar sapi tidak kekurangan gizi dan kurus-kurus.

Pada kesempatan itu, Yahdi Hasan bersama anggota Komisi II DPRA lainnya meminta kepada kepala UPTD IBI Saree agar segera memperbaiki dan mencari solusi.

“Mereka sudah berjanji akan mengembalikan kondisi sapi 3-4 bulan kedepan gemuk dan sehat kembali dengan memanfaatkan pemberian makanan hijau kepada sapi/lembu tersebut, bila perlu 3 kali lipat lebih dari selama ini yang di lakukan,” tegasnya.[acl]

Shares: