News

Mengenal waham, ketika seseorang meyakini sesuatu di luar nalar

Ilustrasi. Foto: alodokter.com

POPULARITAS.COM – Waham adalah kondisi saat seseorang meyakini sesuatu yang sebenarnya tidak nyata. Waham bisa menjadi salah satu gejala dari penyakit mental tertentu, seperti skizofrenia. Seseorang dengan waham bisa menyakini bahwa dia merupakan orang berkuasa, dicintai oleh orang terkenal, bahkan menderita penyakit mematikan.

Saat mengalami waham atau delusi, seseorang akan yakin berlebihan terhadap sesuatu yang di luar nalar atau tidak rasional. Jadi, meskipun ada bukti nyata bahwa hal yang diyakini sebenarnya tidak nyata, orang yang mengalami waham tetap berpegang teguh pada keyakinannya yang salah tersebut.

Contohnya, seseorang meyakini bahwa dirinya seorang nabi yang diutus untuk menyelamatkan manusia. Walau sudah dijelaskan bahwa dia bukanlah nabi, dia tetap menyakini, bahkan berusaha memengaruhi orang lain bahwa ia nabi.

Menurut para ahli, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan waham, seperti riwayat genetik gangguan psikosis, gangguan otak, atau faktor psikologis, misalnya trauma dan stres. Bahkan, waham bisa disebarkan pada orang lain yang memiliki sedikit kontak dengan dunia luar.

Waham juga bisa menandakan bahwa seseorang menderita beberapa penyakit mental, seperti skizofrenia, bipolar, delirium, psikosis pascapersalinan, atau gangguan psikosis akibat penggunaan alkohol ataupun narkoba. Ada beragam jenis waham, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari alodokter.com:

  • Waham erotomania, yaitu saat seseorang berkeyakinan penuh bahwa artis atau orang terkenal suka atau jatuh cinta padanya. Karena keyakinan ini, akan muncul prilaku “menguntit” hingga menyebarkan informasi bohong terkait hubungannya dengan artis tersebut.
  • Waham kebesaran, yaitu saat seseorang menyakini bahwa dirinya adalah seseorang yang penting, berkuasa, bahkan sangat tenar. Misalnya seseorang percaya bahwa ia adalah seorang influencer media sosial, padahal ia sendiri tidak memiliki pengikut yang banyak dan tidak dikenal oleh orang.
  • Waham agama, yaitu saat seseorang percaya dan yakin pada sesuatu yang sifatnya spiritual. Misalnya seseorang percaya dan mengumumkan bahwa dirinya adalah Tuhan atau
  • Waham somatik, yaitu saat orang terlalu percaya bahwa ia memiliki kecacatan atau sakit tertentu, padahal sebenarnya tidak.
  • Waham cemburu, yaitu orang yang meyakini bahwa pasangannya tidak setia atau selingkuh, sedangkan kenyataannya tidak demikian.
  • Waham penganiayaan (persecutory), yaitu keyakinan bahwa ada orang lain yang ingin atau sudah menganiaya, memata-matai, atau mencoba menyakiti, meskipun ada bukti yang menyatakan sebaliknya. Orang tersebut bahkan tidak segan-segan untuk melapor kepada

Seseorang yang mengalami waham atau delusi biasanya tidak bisa menerima bahwa waham mereka tidak rasional atau tidak akurat. Ia juga bisa mengalami kecemasan dan depresi akibat wahamnya sendiri.

Pengobatan Waham
Bila waham yang dialami oleh seseorang telah mengganggu kehidupan pribadi dan merusak hubungan dengan orang lain, sangat penting untuk segera mendapatkan perawatan dari seorang psikolog atau psikiater.

Namun, hal ini bisa jadi tidak mudah karena orang yang memiliki waham sering kali tidak menganggap keyakinannya sebagai sebuah masalah yang perlu diobati. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang perlahan oleh orang di sekitarnya.

Perawatan untuk waham biasanya mencakup kombinasi dari obat-obatan dan terapi. Berikut adalah penjelasannya:

Obat-obatan
Obat-obatan utama yang biasa digunakan untuk meredakan gejala waham adalah obat yang juga digunakan untuk penyakit mental tertentu, seperti skizofrenia.

Beberapa obat yang akan digunakan adalah obat antipsikotik, seperti chlorpromazine, fluphenazine, haloperidol, risperidone, clozapine, atau quetiapine. Selain itu, obat penenang dan antidepresan juga bisa diresepkan untuk mengatasi depresi yang sering terjadi pada orang dengan waham.

Psikoterapi
Psikoterapi merupakan serangkaian terapi yang membantu mengubah pikiran, emosi, dan perilaku yang salah akibat waham. Melalui psikoterapi, penderita waham bisa belajar mengelola gejala, mengidentifikasi tanda-tanda akan terjadinya kekambuhan, dan belajar cara mencegah kekambuhan gejala yang mengganggu.

Jenis psikoterapi yang umumnya diberikan adalah terapi perilaku kognitif yang bertujuan untuk melupakan pikiran dan perilaku negatif, serta belajar menerapkan pola pikir yang benar. Selain itu, keluarga yang mendampingi juga perlu belajar bagaimana cara mendukung penderita waham selama proses pengobatan.

Terkadang, penderita waham disarankan untuk menjalani rawat inap sementara sampai gejalanya lebih terkontrol, terutama bila waham tersebut sudah berada di tahap membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.

Orang yang memiliki waham umumnya bisa kembali menjalani kehidupan yang normal dan produktif setelah menjalani pengobatan dan terapi yang tepat. Jadi, bila ada orang terdekat Anda yang dirasa memiliki waham hingga sering kali mendapat masalah dalam kehidupan sehari-hari, sebaiknya cobalah ajak ia untuk berkonsultasi ke psikiater.

Shares: