HeadlineNews

Pemkab Aceh Utara Belum Bantu Apapun untuk Penyintas Rumah Ambruk ke Sungai

Pemkab Aceh Utara Belum Bantu Apapun untuk Penyintas Rumah Ambruk ke Sungai

POPULARITAS.COM – Penderitaan yang dialami oleh Khatijah (50), penyintas rumah ambruk akibat erosi sungai Kreueng Kereuto di Desa Blang Gunci, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara terkesan luput dari perhatian pemerintah.

Sejak rumahnya tak dapat dipergunakan lagi. Belum ada solusi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara. Baik solusi jangka panjang maupun jangka pendek.

Kepala Desa Blang Gunci, Samsul Kamal menyebutkan, dari awal kejadian erosi sungai Kreueng Kereuto, bahkan hingga rumah Khadijah (50) ambruk ke sungai, korban belum menerima bantuan apapun dari pemerintah, baik itu tenda darurat maupun bantuan sembako masa panik.

“Hingga warga kami sudah mengungsi ke rumah tetangga belum ada dari pihak pemerintah datang untuk memberi bantuan, untuk satu telor busuk aja belum ada yang antar,” kata Samsul kepada Popularitas.com (27/8/2020).

Samsul menyebutkan, sebelumnya ia sudah pernah melayangkan surat dan permohonan ke kantor camat, dinas sosial bahkan ke BPBD, terkait jumlah rumah warga setempat nyaris ambruk ke sungai serta mengabarkan salah satu rumah sudah dirobohkan.

“Kebetulan kejadian hari kedua terjadinya longsor, wakil bupati pernah sekali meninjau langsung ke lokasi longsor itu, tetapi tidak diberikan bantuan apapun, selang beberapa hari kondisi erosi semakin parah sehingga kita kembali melayangkan laporan hingga ke Provinsi, namun belum ada jawaban,” tuturnya.

Samsul berharap pemerintah dapat segera membantu penyintas rumah ambruk akibat erosi sungai Kreueng Kereuto. Saat ini mereka membutuhkan tempat tinggal sementara.

“Kami membutuhkan tenda darurat atau lainnya juga boleh, karena desa sempat pasang teratak meunasah untuk korban, tapi tidak mungkin dipakai terus-terusan, ditakutkan ada orang meninggal teratak itu terpaksa harus dibongkar lagi, kan tak mungkin juga,” jelasnya.

Jika erosi ini terus terjadi, sebutnya maka tidak menutup kemungkinan rumah yang dekat dengan sungai satu per satu terpaksa dibongkar.

“Yang menjadi kendala adalah jika rumah Arasyit dibongkar keluarganya tak tau harus evakuasi kemana, tapi akan dimusyawarah lagi apakah ia mau mengungsi ke meunasah atau tidak, kita sudah pasrah dan hanya bisa berharap bantuan pemerintah,” pungkas Samsul.

Sementara itu Ketua BPBD Aceh Utara, Amir Hamzah saat dikonfirmasi menyebutkan, terkait penanggulangan pemerintah saat ini sedang berusaha semaksimal mukin untuk mengatasi bencana erosi sungai tesebut. Selain itu untuk pembangunan tenda darurat BPBD Aceh Utara belum ada persiapan apapun.

“Dari BPBD belum ada persiapan apapun terkait tenda darurat, kami harus mintak dulu ke provinsi, untuk penanggulan tanggul belum bisa kita lakukan karena membutuhkan anggaran yang sangat besar, kalau kita ancang-ancang menelan anggaran milyaran rupiah itu, kita tak punya dana sebesar itu,” sebut Amir.

Pihaknya meminta kepada korban longsor agar bersabar, namun tetap waspada terhadap longsor susulan. Pihaknya juga sudah menerima sejumlah data rumah yang terancam ambruk ke sungai.

“Kalau bantuan sembako masa panik tidak di BPBD itu bagian dinas sosial, kita menghimbau kepada masyarakat tetap berhati-hati, mohon bersabar, kita tak mau banyak berjanji namun tetap kita upayakan yang terbaik untuk masyarakat,” tutup Amir.

Reporter: Rizkita
Editor: Acal

Shares: