EkonomiNews

Pengurus Pusat Diminta Tunjuk Caretaker Ketua Kadin Aceh

Puluhan pengusaha dan pengurus Kadin Aceh, meminta agar pengurus pusat induk organisasi pengusaha tersebut, untuk menunjuk caretaker Ketua Kadin Aceh, menggantikan Firmandez, sehubungan dengan akan berakhir masa jabatannya pada 17 September 2018 mendatang.

BANDA ACEH (popularitas.com) : Puluhan pengusaha dan pengurus Kadin Aceh, meminta agar pengurus pusat induk organisasi pengusaha tersebut, untuk menunjuk caretaker Ketua Kadin Aceh, menggantikan Firmandez, sehubungan dengan akan berakhir masa jabatannya pada 17 September 2018 mendatang.

Permintaan ini, di sampaikan salah satu pengurus Kadin Aceh, Muhamamd Mada, yang hadir dalam temu kangen para pengusaha di salah satu rumah makan di Banda Acrh, Sabtu (15/9).

Dalam keterangannya, Muhamamad Mada menegaskan, secara aturan, jabatan Ketua Kadin Aceh, saudara Firmandez akan berakhir pada 17 September 2018, dan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar organisasi, pengurus daerah harus sudah melaksanakan musyawarah provinsi paling lambat dua bulan setelah berakhirnya masa kepengurusan.

Mengingat untuk secepatnya dilaksanakan Musprov atau Musyawarah provinsi Kadin Aceh, sangat sulit untuk secepatnya dilaksanakan, maka, sambung Cek Mada, panggilan akrabnya, penunjukan caretaker Ketua Kadin Aceh adalah keharusan.

Cek Mada menerangkan, sebab tidak mungkinnya Musprov untuk segera dilangsungkan, karena dari 23 pengurus Kadin kabupaten dan kota, hanya 6 kabupaten yang sah secara hukum untuk dapat ikut dalam musyawarah, sementara sisanya, pengurus sementara. Jadi, sebutnya, jikapun Musprov dipaksakan, tidak mungkin untuk di gelar, sebab tidak mencukupi kourum.

“Jadi dasar inilah mengapa perlu ditunjuk caretaker Kadin Aceh,” kata Cek Mada.

Sementara itu, salah satu pengusaha Aceh, Alwin Abdullah, pemilik usaha Flamboyant Group, menilai, secara organisasi, Kadin Aceh, sejak dipimpin oleh Firmandez selama kurun waktu tiga periode, sama sekali tidak maju dan berkembang, dan hal ini patut kita sayangkan.

Sebenarnya, sambung Alwin, Kadin inikan wadah atau tempat bernaungnya para pengusaha dan pedagang dari beragam macam usaha dan sektor, seperti pengusaha pertanian, kelautan, perikanan dan perkebunan, namun, selama ini di Aceh, Kadin telah identik dengan pengusaha kontruksi atau kontraktor, nah, tentu ini ada kesalahan pengurus dalam menterjemahkan visi dan misi organisasi ini.

Muntasir Hamid, salah seorang penggagas temu kangen pengusaha Aceh, menambahkan, tujuan utama dari pertemuan ini, ingin meyampaikan pesan kepada pengurus Kadin saat ini, bahwa periode kepengurusan mereka telah selesai, dan untuk itu, untuk tidak bermain main lagi mengurus organisasi yang besar ini. “Intinya kita ingin mengembalikan fungsi dan peran Kadin seperti semula,” tandasnya. (SAKY)

Shares: