HeadlineNews

Proposal damai China dan Eropa perlahan tinggalkan Amerika Serikat

Proposal damai China dan Eropa perlahan tinggalkan Amerika Serikat
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan usai usai keduanya bertemu di Kremlin di Moskow, Selasa (21/3/2023) FOTO : Xinhua/Xie Huanchi

POPULARITAS.COM – Negara-negara Uni Eropa perlahan mulai meninggalkan Amerika Serikat dalam menyikapi konflik Rusia dan Ukraina. Hal tersebut ditandai dengan ramainya sejumlah pimpinan benua biru itu ke China bertemu Presiden Xi Jinping.

Lawatan pertama dilakukan oleh Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, Ia bertemu Xi Jinping pekan lalu. Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden China pada 5-7 April 2023 nanti.

Bersamaan dengan itu, Presiden Uni Eropa Ursula von Der Leyen juga mejadwalkan kunjungan yang sama untuk bertemu Xi Jinping bertepatan dengan kunjungan Presiden Emmanuel Macron.

China merupakan negara yang konsisten mendukung resolusi damai dalam konflik Rusia dan Ukraina. Lewat proposalnya damainya, negeri tirai bambu itu menawarkan 12 poin pada para pihak akhiri perang yang telah berusia satu tahun itu.

Lewat proposal itu, China meminta perang untuk diakhiri, dan mentalitas perang dingin harus dihentikan.

Kementrian Luar Negeri China merilis pernyataan yang menegaskan posisi Beijing dalam penyelesaian politik dan akhiri perang di Ukraina, mencakup 12 poin, yakni, penghormatan kedaulatan semua negara, penghentian permusuhan, perundingan damai, dan penyelesaian krisis kemanusiaan.

Rencana ini juga menyerukan untuk menjaga keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir, memfasilitasi ekspor biji-bijian, dan menghentikan sanksi-sanksi sepihak, dan mencatat bahwa “dialog dan negosiasi adalah satu-satunya solusi yang dapat dilakukan untuk krisis Ukraina.”

Atas inisiatif proposal damai itu, Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, mengumumkan dia akan melakukan perjalanan minggu depan ke China untuk berbicara dengan Xi tentang proposal untuk merundingkan perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina.

Diplomat China Wang Yi bahkan mengatakan, Prancis dan negara Eropa lainnya miliki peran penting dalam mendukung gagasan damai yang diajukan oleh pihaknya.

Menurut Wang Yi, gencatan senjata, penyelesaian politik, dan penghentian perang harus menjadi konsensus strategis antara China dan Eropa.

Atas proposal inilah kemudian mendorong sejumlah pimpinan Eropa berkunjung ke China guna bertemu Xi Jinping terkait dengan upaya akhiri perang Rusia dan Ukraina.

Amerika Serikat sendiri, menolak proposal damai yang diajukan oleh China. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Gedung Putih John Kirby. Lewat pernyataannya, negara itu mengkritik proposal damai China seraya menyebutkan jika China ingin memainkan peran kontruktif, maka harus melakukan penekanan terhadap Rusia untuk menarik pasukannya dari Ukraina dan wilayah kedaulatan negara Ukraina.

“Saya rasa Anda tidak bisa melihat China bersikap tidak memihak dengan cara apa pun,” kata Kirby dikutip dari laman voaindonesia.com

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock sendiri akan berkunjung ke China untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping guna mengikuti jejak para pemimpin Eropa lainnya.

Shares: