News

Sektor pertanian Pidie Jaya kian menguat

Sektor pertanian Pidie Jaya kian menguat
Petani sedang memanen tanaman padi di Pidie Jaya. Foto: popularitas.com

POPULARITAS.COM – Duet pasangan Bupati, Wakil Bupati Aiyub Abbas dan Said Mulyadi telah memimpin Kabupaten Pidie Jaya selama dua periode terhitung 2014-2019 dan 2019-2024.

Pasangan ringkas dengan sebutan Asli saat Pilkada itu awal mula dilantik dan diambil sumpah janji jabatannya oleh Gubernur Aceh saat itu Zaini Abdullah, tepatnya Senin 3 Februari 2014 lalu.

Usai resmi menyandang gelar jabatan politik sebagai bupati terpilih hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2013 periode perdananya itu, pasangan asli langsung mengusung target peningkatan ekonomi masyarakat.

Salah satu sektor yang dilakukan penguatan dalam merealisasikan misinya itu dengan melakukan penguatan sektor pertanian.

Dalam masa dua periode menahkodai daerah yang dikenal dengan sebutan negeri Japakeh itu, pasangan Asli telah merehab dan membangun baru 67.447 meter jalan usaha tani, 117.623 jaringan irigasi tersier.

Membangun serta merehab 43 unit embung, pembangunan 63 unit sumur bor dalam dan dangkal, 36 unit damparit dan 32 pintu air.

Kini Aiyub Abbas telah meninggalkan jabatannya sebagai Bupati Pidie Jaya disebabkan maju sebagai Caleg DPRA Pemilu 2024.

Mendagri kemudian menunjuk Wakil Bupati Said Mulyadi sebagai Pelaksana tugas (Plt) Bupati Pidie Jaya sisa masa jabatan 2019-2024, sejak 4 November 2023.

Plt Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi mengatakan, total luas lahan baku sawah di daerah setempat mencapai 8.818 hektar, dan 700 hektar lahan tadah hujan.

Program penguatan sektor pertanian tersebut adalah upaya merealisasikan target peningkatan ekonomi masyarakat itu dilakukan dalam dua periode yang diimplementasi pertahun anggaran.

Besaran rehab dan bangun baru infrastruktur sektor pertanian itu dilakukan selama dua periode tersebut.

Periode pertama memimpin Kabupaten Pidie Jaya, tepatnya mulai tahun 2018-2023, pasangan tersebut membangun jalan usaha tani seluas 34.157 meter dan 87.212 pembangunan serta melakukan rehabilitasi irigasi tersier di daerah setempat.

Tidak hanya itu dalam tahun tersebut Aiyub Abbas dan Said Mulyadi juga membangun serta merehab 33 embung dan 42 sumur bor dalam maupun dangkal.

Kemudian Pemerintah Pidie Jaya saat itu melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) setempat juga membangun damparit atau konservasi air dengan luas total 27 unit dan enam unit pintu air dari tahun 2014 hingga akhir 2018.

Di periode perdana itu, dua nahkoda Pidie Jaya yang karib disapa Abuwa dan Waled itu juga mengalokasikan anggaran pembajakan lahan sawah petani saat musim tanam tiba.

Atas kebijakan tersebut, praktis saat itu membuat masyarakat tidak lagi harus merogoh kocek untuk membayar biaya bajak sawah saat turun sawah.

Pria yang akrab disapa Waled itu menjelaskan, penguatan sektor pertanian merupakan upaya meningkatkan ekonomi masyarakat serta langkah pengentasan kemiskinan di daerah setempat.

Dengan besaran luas lahan tersebut tentunya penguatan infrastruktur menjadi hal penting untuk dapat meningkat ekonomi masyarakat dalam upaya penurunan angka kemiskinan.

“Dengan memadainya infrastruktur dasar di sektor pertanian otomatis akan meningkatkan produksi para petani sehingga akan langsung meningkatnya pendapatan masyarakat,” kata Said Mulyadi kepada popularitas.com, Rabu (21/11/2023).

Sambung Waled, penguatan sektor pertanian itu kemudian kembali dilanjutkan di periode kedua.

Aiyub Abbas dan Said Mulyadi sendiri resmi dilantik sebagai Bupati dan wakil Bupati terpilih periode kedua pada 4 Februari 2019 silam oleh Plt Gubernur Nova Iriansyah.

Di mana selama tahun anggaran 2019-2022 luas jalan usaha tani yang kembali telah direhab dan dibangun mencapai 33.296 meter, kemudian 30.411 meter jaringan irigasi tersier serta 10 unit embung.

Sedangkan sumur bor dangkal dan dalam untuk kebutuhan petani yang juga dilanjutkan pembangunan pada periode kedua itu mencapai 21 unit. Tak hanya itu terdapat tambahan pembangunan 9 unit damparit dan 26 unit pintu air.

“Pembangunan-pembangun itu kita lakukan semata-mata untuk kebutuhan pasokan air para petani. Dengan memadainya infrastruktur praktis kebutuhan air para petani akan tersedia. Sehingga potensi gagal panen bisa terhindarkan,” paparnya.

Shares: