News

Senimam Pijay Dukung Wacana ASN Berbahasa Aceh Saban Jumat

Ketua Dewan Kesenian Aceh (DKA) Pidie Jaya, Husaini, atau Syeh di Nanggroe Meureudu. Ist.

POPULARITAS.COM – Budayawan dan seniman di Kabupaten Pidie Jaya, mendukung rencana Pemerintah setempat, untuk mengeluarkan aturan tentang keharusan ASN berbahasa Aceh saban hari Jumat.

“Bagi kami seniman Pidie Jaya, itu (wacana harus berbahasa Aceh setiap Jumat) sebuah gagasan yang istimewa dan sangat bagus, karena itu masuk dalam jati diri orang Aceh,” kata Ketua Dewan Kesenian Aceh (DKA) Kabupaten Pidie Jaya, Kamis (25/3/2021).

Pasalnya, kata dia salah satu ciri-ciri orang Aceh adalah bisa berbahasa Aceh, dan bisa memahami bahasa secara baik dan benar.

“Contoh kita bilang, jika dulu orang Aceh menyebut Bagan, kini semuanya sudah menyebut toilet dan WC. Jadi bisa-bisa ke depan anak-anak kita tidak ada yang tau lagi apa itu bagan, karena semua sudah menulis toilet maupun WC,” katanya.

Atas dasar itu lanjut dia, wacana Bupati Pidie Jaya Aiyub Abbas tersebut patut didukung, guna menjaga dan melestarikan bahasa Aceh, yang saban hari satu persatu bahasa Aceh, mulai tidak lagi digunakan dalam berinteraksi.

Diakui olehnya, sejatinya dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Pidie Jaya memang menggunakan bahasa Aceh, namum terkadang ada beberapa yang tidak mengerti dengan benar, disebabkan sudah sangat jarang diucapkan.

“Contoh, kaboh kupi bugreue saboh (buat kopi yang encer satu), tapi ada yang tidak tau, jadi mesti kita sebut, buat kopi yang encer satu, sedangkan encer bahasa Indonesia,” paparnya.

Selain itu, dia juga berharap kepada seluruh masyarakat Aceh, khususnya Pidie Jaya, jika memiliki anak, bahasa yang terutama harus diajarkan dengan baik adalah bahasa Aceh.

“Bahasa Aceh adalah bahasa ibu, ketika bahasa sudah bisa, baru bahasa Indonesia, bahasa Arab, bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lainnya,” harapnya.

Hal itu guna memastikan, bahasa Aceh bisa terus terlestarikan seiring dengan perkembangan zaman.

Bahkan, ia juga mengucapkan dua narit maja yang mengibaratkan melestarikan bahasa Aceh.

Meuye patah lhue meunasah geuyue ikat ngon Awe Lilen.

Bahasa Aceh beugot tapapah, bek tajak gantoe ngon bahasa laen…

Bahasa Aceh meusaheh hukom,

kon barang plok kom meujampu warna.

Bek na meusidroe yang ci peu sirong, deungon bak Murong payah poh bak pha,” ucapnya.

Editor: dani

Shares: