News

Studi Temukan Asal-usul Ganja, Tanaman Penuh Kontroversi

Kementan: Ada Pengawasan Ketat Jika Ganja Dibudi Daya Sebagai Obat
Ilustrasi - Tanaman ganja. ANTARA/Shutterstock/am.

POPULARITAS.COM – Tanaman ganja penuh kontroversi di Indonesia. Beberapa orang meyakini tanaman ini baik untuk kesehatan karena bisa jadi obat, sementara pihak lainnya kontra karena efek halusinasi yang timbul saat menghisap ganja.

Tapi dari mana munculnya sebenarnya tanaman yang penuh kontroversi ini?

Asal usul tanaman ganja sendiri masih diperdebatkan. Sebuah studi terbaru yang terbit di AAAS meyakini, akar ganja paling awal berasal dari barat laut China, bukan daratan Asia Selatan seperti yang diyakini selama ini.

Penelitian yang terbit pada 16 Juni itu menemukan spesies Cannabis sativa kemungkinan muncul dari wilayah barat laut China sejak zaman Neolitikum, 10.000-30.000 sebelum masehi.

Untuk melacak asal usul ganja, tim yang dipimpin oleh para peneliti di Swiss dan China itu mengumpulkan 110 genom utuh.

Beberapanya mencakup spektrum tanaman liar, varietas untuk budidaya, varietas hibrida modern dari rami, dan bentuk tanaman ganja psikoaktif dengan tingkat Tetrahydrocannabinol (THC) tinggi.

Studi dilakukan dengan menganalisis empat genom utama yakni yakni Basal cannabis (ganja basal) yang ditemukan di China dan Amerika, Hemp yang menjadi varietas umum, cannabis asal China Selatan, dan ganja obat yang digunakan di berbagai dunia.

Analisis tersebut menunjukkan bahwa ‘nenek moyang’ dari tumbuhan ganja mungkin berasal dari ganja basal yang sudah ada sejak 12.000 tahun yang lalu.

Temuan itu bertepatan dengan penanggalan artefak kuno termasuk ditemukannya tembikar dari China selatan, Taiwan, dan Jepang pada periode yang sama.

“Analisis seluruh genom kami menguatkan catatan archaea botanical, arkeologi, dan sejarah yang ada, memberikan gambaran rinci tentang domestikasi Cannabis dan konsekuensinya pada susunan genetik spesies,” kata penelitian tersebut, seperti dilaporkan CNN, Jumat (16/7).

Jika pernah berkunjung ke Yunnan atau Tibet, Anda mungkin pernah menemukan tanaman mirip ganja yang banyak dibudidayakan masyarakat setempat.

Tanaman tersebut ialah Landrace China, satu-satunya keturunan asli dari tanaman ganja yang dibudidayakan. Sementara ganja liar yang sebenarnya kemungkinan besar sudah punah.

Ganja juga kemungkinan sudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat saat sebelum masehi. Kemungkinan ganja dipakai dalam tekstil, makanan, dan biji minyak sebagai rami. Namun kebenarannya sulit dibuktikan.

Berdasarkan bukti arkeologis, tanaman perlahan menyebar ke seluruh Eropa dan timur tengah pada masa neolitik. Catatan pertama Cannabis sativa muncul di India sekitar 3.000 tahun yang lalu, kemungkinan spesies itu diperkenalkan dari China bersama tanaman lain.

Perjalanan ganja kemudian berlanjut ke Afrika pada abad ke-13, menyebar ke Amerika Latin pada abad ke-16, dan tiba di Amerika Utara pada awal abad ke-20.

Studi ini juga menyoroti misteri lama di mana dan kapan varietas ganja dengan tingkat senyawa psikoaktif tinggi dikenal manusia.

Studi menunjukkan meskipun telah dibudidayakan berabad lamanya, varietas awal dan populasi ganja liar memiliki tingkat THC dan senyawa psikoaktif lainnya yang rendah.

Banyak sejarawan percaya asal usul merokok ganja berasal dari Asia Tengah kuno, meskipun belum ada bukti kuat untuk argumen ini.

Argumen tersebut juga sepertinya terbantahkan dengan bukti awal yang ditemukan pada tahun 2019. Penggalian makam berusia 2.500 tahun di China barat itu mengungkapkan bahwa manusia menggunakan ganja untuk mendapat efek psikoaktifnya.

Fragmen kayu dan batu yang dibakar dari pot di makam kuno tersebut menunjukkan tanda-tanda kimia ganja, khususnya THC yang tinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa tanaman mungkin telah digunakan selama upacara pemakaman.

Meski demikian, belum ada bukti kuat bahwa ganja di zaman kuno telah dihisap dengan cara yang sama seperti saat ini. Kemungkinannya, ganja dibakar seperti layaknya dupa di ruangan tertutup untuk mendapatkan aromanya.

Sumber: CNN

Shares: