KesehatanNews

Tingginya Kasus Covid-19 di Indonesia dan Tingginya harga Vaksin

Pasien Positif Covid-19 di Lhokseumawe Terus Meningkat
Ilustrasi, pasien corona. ©2020 Merdeka.com/antara

POPULARITAS.Com – Sudah lebih dari sembilan bulan berjalan, belum ada tanda-tanda  penularan virus Covid-19 berakhir. Ini terlihat dari masih terus bertambahnya pasien yang dinyatakan positif Covid-19. Bahkan, dalam sehari jumlahnya masih bertambah di atas 6.000 orang.

Berdasarkan data pada Minggu (13/12/2020) pukul 12.00 WIB, terdapat penambahan 6.189 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Dengan demikian, total kasus Covid-19 yang ada di Indonesia hingga saat ini berjumlah 617.820 orang, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020.

Selain penambahan kasus, penambahan pasien meninggal akibat Covid-19 juga masih tinggi. Setidaknya, 166 pasien meninggal dalam 24 jam terakhir, penambahan tersebut menyebabkan angka meninggal dunia akibat Covid-19 di Tanah Air jadi 18.819 orang.

Sementara itu, pasien sembuh tercatat 505.836 orang, setelah terjadi penambahan 4.460 pasien sembuh. Adapun penambahan kasus positif dan pasien sembuh dapat terlihat berdasarkan pemeriksaan spesimen. Sebanyak 51.048 telah diperiksa dalam sehari dari 25.347 orang yang diambil sampelnya.

Pemeriksaan spesimen tersebut menggunakan metode polymerase reaction chain (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM), dengan jumlah pemeriksaan sampel setiap orang diambil lebih dari satu kali.

Secara total, pemerintah sudah memeriksa 6.382.379 spesimen dari 4.279.168 orang.

Berdasarkan data-data tersebut pula, kasus aktif covid-19 di Indonesia tercatat 93.165 orang.

Kasus aktif merupakan pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan atau isolasi mandiri.

Sementara itu, pasien berstatus suspek Covid-19 tercatat ada sebanyak 63.598 orang.

Hingga Minggu (13/12/2020), 510 wilayah kabupaten/kota yang sudah terpapar Covid-19. Hanya tersisa empat kabupaten/kota yang belum mencatatkan kasus Covid-19.

Jumlah tersebut sama artinya dengan 99,2 persen wilayah di Tanah Air telah terpapar Covid-19.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi menyebut anggaran yang harus disiapkan pemerintah dalam menangani wabaj Covid-19 tidak sedikit.

Selain anggaran vaksinasi, juga diperlukan biaya untuk menyiapkan rumah sakit, alat pelindung diri, dana bantuan sosial dan lainnya.

Hal ini disampaikan Nadia guna menanggapi kritik masyarakat mengenai vaksinasi Covid-19 mandiri atau berbayar.

“Fiskal kita kan masih diperlukan juga anggaran untuk RS, APD, layanan kesehatan lainnya,” kata Nadia seperti yang dikutip di laman Kompas.com

Nadia juga berujar, seandainya seluruh biaya vaksinasi digratiskan, maka anggaran penanganan pandemi Covid-19 berpotensi membengkak. Sementara, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih minus. Oleh karenanya, mengenai kemungkinan vaksinasi Covid-19 digratiskan total, Nadia belum dapat memastikan.

“Pemerintah akan menimbang dari berbagai aspek ya,” ujarnya.

Nadia menambahkan, hingga kini belum ada kepastian tentang harga vaksin Covid-19. Hal itu masih akan terus dibahas para pemangku kepentingan. Namun demikian, ia memastikan, masyarakat yang kesulitan secara sosial dan ekonomi akan dibantu dalam proses vaksinasi.

Kelompok masyarakat ini termasuk dalam kelompok rentan yang diprioritaskan pemerintah dalam vaksinasi. “Kalau masyarakat sosial ekonominya kurang pasti akan ditanggung pemerintah,” kata Nadia. “Jadi di masa pandemi kita mengajak semua berperan serta,” tuturnya. (kompas.com)

Shares: