KesehatanNews

11 Ribu Orang Alami Thalasemia, Kenali Gejalanya Sejak Dini

Ilustrasi, thalasemia. (net)

POPULARITAS.COM – Data Yayasan Thalasemia Indonesia (YTI) menyatakan, hampir 11 ribu orang mengalami Thalasemia dengan angka pembawa sifatnya sendiri sekitar 6 hingga 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Fakta yang tak bisa dianggap sepele, terlebih sampai saat ini penyakit Thalasemia belum ada obatnya meski sudah bisa dicegah dengan deteksi dini. Bukan hanya pasien, keluarga yang memiliki anak Thalasemia pun perlu diperhatikan.

“Ini penting karena akan menimbulkan dampak psikologis dan ekonomi yang cukup berat, di mana harus melihat anaknya melakukan transfusi darah seumur hidup dengan kebutuhan biaya yang cukup besar karena belum semua fasilitas kesehatan mendukung dalam melakukan transfusi darah,” terang Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan dr Cut Putri Arianie, secara virtual belum lama ini.

Lebih jelasnya, Konsultan Hematologi Onkologi Anak dr Bambang Sudarmanto, Sp.A(K) menerangkan, setiap tahun akan lahir 2.500 bayi dengan Thalasemia mayor. Ini perlu diperhatikan oleh semua masyarakat, termasuk calon orangtua.

Salah satu informasi yang sangat penting terkait dengan mengenali gejala bayi atau anak dengan thalasemia. Diterangkan dr Bambang, ada beberapa tanda, salah satunya tubuh pucat.

“Jika anak Anda pucat, itu awal dari tanda anemia dan bisa menjadi gejala Thalasemia. Karena ada kecenderungan tubuhnya pucat, si anak akan mudah lelah, lemah, dan lesu yang menyebabkan aktivitasnya berkurang,” terang dr Bambang dalam webinar kesehatan, Senin (31/5/2021).

“Kalau Anda merasa tubuh anak Anda pucat, kami sangat sarankan untuk membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat. Nanti, di puskesmas misalnya, si anak akan diperiksa hemoglobin, hematokrit, dan volume darah dalam tubuh,” tambahnya.

Jika tidak diobati dengan baik, anak dengan Thalasemia bisa dikenali dari warna wajahnya yang kuning, bentuk wajah yang sangat khas, dan juga kulit tubuh menghitam akibat tidak rutin minum obat terapi kelasi besi.

Laman resmi Kemenkes pun menerangkan bahwa Anda perlu mencurigai anak Anda mengalami Thalasemia jika bentuk wajahnya terjadi perubahan, tinggi badan tidak seperti teman sebayanya, dan pertumbuhan seks sekunder terhambat.

Shares: