News

9 Demonstran Anti-Kudeta Tewas Ditembak Polisi Myanmar

Inggris beri sanksi para jenderal Myanmar usai kudeta
Seorang penduduk Myanmar memegang foto pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi, dalam unjuk rasa menolak kudeta di Kota Yangon. (REUTERS/STRINGER)

POPULARITAS.COM – Sekitar sembilan orang dilaporkan tewas tertembak dalam bentrokan antara polisi dengan massa pedemo anti kudeta militer Myanmar pada hari ini, Rabu (3/3). Sekitar enam orang tewas ditembak di Sagaing, satu di Yangon, dan dua orang di Mandalay.

Saksi mata di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, mengatakan dua pedemo tewas setelah mengalami luka tembak ketika aparat keamanan berusaha membubarkan massa.

Mengutip Reuters, tiga media melaporkan reporter mereka yang berada di lokasi kejadian turut melihat kematian dua korban saat terjadi bentrokan dengan polisi anti huru hara.

Petugas medis di Sagaing kepada AFP mengatakan bahwa empat orang pedemo ditembak mati oleh polisi. Sementara dua lainnya tewas usai terlibat kericuhan saat memprotes kudeta militer.

“Tim saya menangani mayat dan sedang menghubungi pihak keluarga,” kata seorang petugas medis di Sagaing, kepada AFP.

Seorang dokter yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan salah satu korban di Mandalay tewas setelah peluru bersarang di kepalanya. Sementara satu korban lainnya mengalami luka tembak di bagian dada.

“Myo Naing Lin ditembak di dada, Ma Kyay Sin ditembak di kepala,” kata dokter itu kepada AFP.

Tidak diketahui apakah polisi menggunakan peluru karet atau peluru tajam saat menghalau massa yang menggelar aksi protes hari ini.

Aksi protes damai di Myingyan juga berakhir ricuh ketika pasukan keamanan menghadapi pengunjuk rasa yang jongkok di balik tameng buatan berwarna merah.

Seorang relawan medis mengatakan para polisi mulai menembakkan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam ke arah pedemo.

“Mereka [polisi] menembakkan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam,” kata seorang relawan medis di tempat kejadian.

Jumlah korban kali ini menjadikan total pedemo yang tewas saat protes kudeta militer menjadi 27 orang di seluruh negeri.

Kekerasan polisi terhadap pedemo menjadi salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan khusus para menteri luar negeri ASEAN secara virtual, kemarin, Selasa (2/3) sore. Perwakilan junta militer Myanmar, Wunna Maung Lwin turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Dalam pertemuan khusus, para menteri luar negeri ASEAN mendesak agar junta militer menahan diri dan tidak menggunakan kekerasan dan kekuatan terhadap para pedemo. Para menlu mengatakan bahwa negara-negara Asia Tenggara siap membantu Myanmar jika mengizinkan membuka pintu bagi ASEAN.

Sumber: CNN

Shares: