News

BMKG: Kemarau di Aceh belum berdampak pada sektor pertanian

Musim kemarau 2023 lebih kering, BMKG ajak masyarakat tampung air hujan sejak dini
Ilustrasi, kondisi Rawa Tripa di Desa Pulo Kruet, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, mengalami kekeringan pada Senin (29/7/2019). | foto: Dok. Muhammad Fadhil

POPULARITAS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan cuaca panas yang terjadi sejak sepekan terakhir di wilayah Aceh bagian barat selatan belum mengakibatkan kekeringan, termasuk pada areal pertanian.

“Cuaca panas di sekitar Aceh bagian barat – selatan, khususnya, Insya Allah, belum berdampak terhadap kekeringan pada tanaman padi atau sejenisnya,” kata prakirawati Stasiun BMKG Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, Almira, dikutip dari laman Antara, Selasa (19/7/2022).

Ia mengatakan cuaca panas yang terjadi di Aceh saat ini relatif masih terbilang lembab, karena kelembapan relatif masih berada di angka 82 persen.

Almira juga menjelaskan suhu udara maksimum sepanjang Senin di wilayah pantai barat selatan Aceh maksimum tercatat 32,6 derajat celcius.

Pihaknya juga memperkirakan musim kemarau di Aceh termasuk di wilayah lainnya di Indonesia akan berlangsung hingga Agustus dan awal September mendatang.

Guna menghindari hal yang tidak diinginkan saat musim kemarau saat ini, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dalam penggunaan api, agar tidak menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.

“Mengingat cuaca hingga dua hari ke depan diprakirakan masih cerah hingga cerah berawan,” demikian Almira.

Shares: