HeadlineNews

BMKG : Nelayan di Aceh tiga hari ke depan jangan melaut 

Hujan lebat dan ancing kencang yang terjadi pada Minggu (29/5/2022) di sejumlah daerah di Aceh, sebabkan banyak kerusakan fasilitas umum, seperti sekolah, puskesmas, dan sejumlah kantor.
BMKG : Aceh berpotensi diguyur hujan lebat disertai petir
Ilustrasi. FOTO : ANTARA Rahmad/aww.

POPULARITAS.COM – Hujan lebat dan ancing kencang yang terjadi pada Minggu (29/5/2022) di sejumlah daerah di Aceh, sebabkan banyak kerusakan fasilitas umum, seperti sekolah, puskesmas, dan sejumlah kantor.

Tidak hanya itu, selain sebabkan kerusakan fasilitas umum, angin kencang di sertai badai itu juga hancurkan sejumlah rumah warga, dan menumbangkan pohon di sejumlah jalan protokol.

Selain itu juga, aktivititas pelayan juga terganggun, dan bahkan pihak Angkutan Sungai dan Pelayaran (ASDP) Ulee Lheu, putuskan tidak melayani penyebrangan barang dan orang ke Sabang, hal itu dikarenakan ombak mencapai empat meter lebih.

BMKG, Senin (30/5/2022) ingatkan warga, potensi hujan lebat dan angin kencang masih akan berlangsungn di Aceh untuk beberapa waktu kedepan. Karena itu diminta kepada warga untuk waspada.

Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang seperti di Aceh, Banten, DKI Jakarta.

Kepala Seksi data dan Informasi BMKG Aceh, Zakaria, mengatakan, potensi angin kencang masih akan terjadi di Aceh hingga tiga hari kedepan, namun intensitasnya sedikit berkurang.

Untuk itu, Dia ingatkan nelayan di Aceh, untuk tidak melaut tiga hari kedepan, karna angin kencang, dan juga gelombang laut masih tinggi. Namun jikapun ingin mencari ikan karna pertimbangan ekonomi, sebaiknya tidak ke tengah laut. “Di pinggir laut saja dulu, jangan ke tengah,” katanya.

Saat ditanyakan penyebab terjadinya angin hujan deras dan angin kencang di Aceh, Zakaria menerangkan, hal itu dikarenakan saat ini Aceh tengah memasukin musim angin barat.

Musim angin barat memang sebabkan angin kencang dan hujan badai. Selain itu juga, hal tersebut ditambah adanya tekanan rendah di Selat Benggala dan Laut Andaman, yakni wilayah perbatasan perairan Aceh dan Hindia.

Tekan rendah itu, sebabkan massa udara di Samudera Hindia meningkat, sehingga terjadi daya tarik suhu bertekenan tinggi ke tekanan rendah. Faktor lainnya, ada anomali udara di permukaan laut yang menyebabkan penguapan lebih banyak yang mendorong terbentuknya awan konvektif.

Akibatnya, saat ini di Aceh dan untuk beberapa hari kedepan akan kerap terjadi cuaca ekstrim, dan terbentuknya hujan sporadis dengan durasi deras dan Panjang.

Untuk itu, pihaknya ingatkan masyarakat, untuk tidak berteduh di bawah pohoh, atau dekat dengan papan reklame. Jika sedang beraktivitas di luar ruangan dengan berkendaraan, dan terjadi hujan, sebaiknya berhenti, dan masuk ke dalam ruangan.

Begitu juga dengan akvitas jasa pelayanan penyebrangan, untuk berhati-hati, dan selalu memantau kondisi perairan, dan mengikuti perkembangan yang di keluarkan oleh BMKG.

Shares: