EkonomiNews

BPDPKS sepakati pembiayaan replanting sawit senilai Rp59 miliar

pengelola dana perkebunan kelapa sawit (BPDPKS), menandatangani kesepakatan dengan sejumlah koperasi di Aceh, terkait dengan program replanting sawit, yang akan dilaksanakan di provinsi ujung pulau sumatera ini pada 2019.

BANDA ACEH (popularitas.com) : pengelola dana perkebunan kelapa sawit (BPDPKS), menandatangani kesepakatan dengan sejumlah koperasi di Aceh, terkait dengan program replanting sawit, yang akan dilaksanakan di provinsi ujung pulau sumatera ini pada 2019.

Kegiatan penandatanganan tersebut dilakukan sejumlah koperasi, diantaranya, koperasi Krueng Tadu Nagan Raya, KSU Wangi Sari Selamat Jaya Aceh Tamiang, KSU Wassalam II Aceh Tamiang, KSU Usaha Bersama Aceh Tamiang, dan KP Mitra Aceh Jaya.

Penandatangan kontrak tersebut, dilakukan dengan sejumlah pihak, yakni BPDKS, Bank Aceh Cabang Aceh Tamiang, Bank Aceh Cabang Nagan Raya, dan Bank Syariah Mandiri Aceh Jaya. proses ini dilangsungkan di aula Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, unit II, Kamis, 15 Februari 2019.

Rino Aprino dari BPDPKS, pada kesempatan tersebut mengatakan, kegiatan pendantangan ini dilakukan terhadap sebanyak lima koperasi di beberapa kabupaten. Kesepakatan yang dilakukan tersebut, didasarkan pada hasil evaluasi terhadap kelima induk organisasi itu, secara administrasi dan dokumen sudah layak untuk memperoleh dana kegiatan replanting.

“Dokumen sudah lengkap, dan dana sudah dapat dicairkan, karena itu kita langsung tandatangan kontrak,” katanya.

BPDKS sendiri, kata Rino Apriano, menargetkan dalam waktu tidak lama lagi akan menandatangani kegiatan serupa dengan enam koperasi lainnya. “Harapan kita, pada Maret tahun ini, bisa kita pacu tandatangan kontrak dengan sejumlah koperasi lain,” ujarnya.

Kadistanbun Aceh A. Hanan, SP, MM selakuk Ketua Tim PSR Aceh dalam arahannya mengatakan bahwa hari ini kita kembali mencatat sejarah baru, karena sekitar 2.362 hektar kebun kelapa sawit rakyat, milik masyarakat yang tergabung dari lima koperasi mendapatkan hibah sebesar 59, 05 Milyar atau sekitar Rp25 juta perhektar.

Nilai Rp59 miliar itu, merupakan angka yang besar, dan sangat memberikan manfaat kepada masyarakat dalam membantu proses peremajaan sawit. Sebab, sambung kadis, dengan kegiatan replanting ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas. “Kalau produksi meningkat, kan petani jadi sejahtera,” sebutnya.

Untuk bantuan tersebut, kata Hanan, dananya langsung ditransfer ke rekening koperasi, jadi tidak melalui dinas terkait. “Semua dana langsung dikirim ke penerima bantuan,” jelasnya.

Hanan menyebutkan, pada Desember 2018 yang lalu, sebanyak dua koperasi dengan total luasan lahan yang akan diremajakan sebesar 642 hektar, jumlah pendanaan sebesar Rp16 miliar juga langsung dikirimkan ke rekening koperasi masyarakat.

Karena itu, A Hanan meminta kepada petani dan koperasi yang mendapatkan bantuan ini agar benar benar memanfaatakan bantuan ini dengan baik, agar pemanfaatannya dapat optimal.

Ia juga meminta kerjasama yang baik dengan pihak perbankan yang menjadi mitra dalam kegiatan replanting ini, agar menyalurkan dana sesuai kemajuan pekerjaan dan kepada dinas Kabupaten agar melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatn sesuai dengan aturan yang berlaku.

Hanan melanjutkan bahwa tahun ini, provinsi Aceh mendapatkan kuota 14.259,27 hektar, atau setara Rp356, 48 Milyar lebih. Dengan nilai ini, jelasnya, terjadi peningkatan sekitar dua ribu hektar lebih, dari tahun sebelumnya, yakni hanya 12.258 hektar. “Kenaikan kuota replanting untuk Aceh sebsar 16,33 persen,” paparnya.

Tentu saja, terang Hanan, upaya ini tercipta berkat kerjasama yang baik segenap elemen, terutama tim kabupaten, Provinsi, Tim PSR Pusat di bawah Dirjenbun dan tentunya BPDPKS.

Sesuai arahan bapak Plt Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah, kata Hanan, dirinya berharap para bupati dan walikota dapat mendukung kegiatan ini dengan memberikan dukungan kepada dinas terkait agar secepatnya mengusulkan proposal sesuai dengan aturan yang ada. “Bila target tidak tercapai, maka kuota kita bisa saja lari kepada provinsi lain,” katanya.

Sementara itu, Azanuddin Kurnia, SP, MP Kabid Pengolahan dan Perkebunan Aceh selaku Koordinator Bidang Peremajaan sebelumnya melaporkan bahwa kegiatan peremajaan di Aceh akan dikombinasikan dengan berbagai kegiatan lain, yakni inovasi pemanfaatan batang kelapa sawit.

Inovasi tersebut diantaranya adalah, pembuatan gula merah dari batang kelapa sawit dalam program replanting ini. Ia mencontohkan, tiap hektar kebun kepala sawit yang dilakukan peremajaan, akan menghasilkan sebanyak 3 hingga 20 liter air nira, yang jika di produksi menjadi gula merah, menghasilkan pendapatan sebesar Rp60 juta sampai Rp200 juta selama tiga bulan.

Sedangkan Bambang Sad Aja, sebagai Ketua Tim Sekretariat PSR Pusat Ditjenbun dalam arahannya meminta kepada semua pihak untuk tidak main- main dengan bantuan ini.

Ia menegaskan, program ini adalah Rahmat Allah SWT yang harus kita syukuri karena bisa bermanfaat untuk petani sawit, tidak hanya di Aceh tetapi juga di provinsi lain bagi mereka yang ikut program ini.

Kami mengucapkan selamat kepada semua koperasi dan khususnya Tim PSR Aceh yang begitu gigih dalam memperjuangkan berbagai usulan masyarakat yang sudah dimulai dari tahun 2017 yang lalu. Kemajuan Aceh sangat pesat bahkan melebihi rata – rata nasional dan provinsi lain.

Ia juga mengatakan, saat ini Aceh menjadi salah satu kandidat yang akan dikunjungi oleh Presiden Jokowi untuk peluncuran peremajaan Sawit tahap tiga, setelah Sumsel dan Sumut, jelas Bambang. (SAKY)

Shares: