News

Buntut Kericuhan, Wali Nanggroe Terpaksa Dievakuasi

Kericuhan terjadi di Meuligoe Wali Nanggroe. (popularitas/Fadhil)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud akhirnya dievakuasi dari helikopter menggunakan sebuah mobil. Kabarnya, Wali Nanggroe bersama rombongan diamankan ke kawasan Blang Padang.

Amatan popularitas.com, saat dievakusi, Wali Nanggroe bersama rombongan turun dari helikopter dan langsung memasuki mobil dengan kawalan ketat aparat TNI.

Sementara Ketua KPA pusat Muzakkir Manaf alias Mualem tampak tertinggal dari rombongan. Namun, Mualem dijemput oleh mobil lainnya yang menyusul dari belakang.

Wali Nanggroe bersama pejabat Forkopimda lainnya rencana akan terbang ke Kabupaten Aceh Utara, menghadiri sebuah acara di sana. Namun, rencana itu ditunda sementara waktu.

Helikopter yang seyogyanya mengangkut Wali Nanggroe dan rombongan ke Aceh Utara sudah meninggalkan Kompleks Meuligoe Wali Nanggroe. Informasinya, helikopter tersebut akan menjemput Wali Nanggroe dan rombongan di kawasan Blang Padang.

Diberitakan sebelumnya, peringatan 15 tahun damai Aceh yang dipusatkan di Meuligoe Wali Nanggroe Aceh, kawasan Aceh Besar, Sabtu, 15 Agustus 2020, berakhir ricuh.

Amatan popularitas.com, aksi kericuhan terjadi setelah semua kegiatan seremonial selesai. Tiba-tiba sekelompok massa yang berseragam merah-merah mencoba mengejar Wali Nanggroe Aceh, Malek Mahmud yang sudah berada di helikopter.

“Wali Nanggroe turun, jumpai kami, merdeka, merdeka,” kata salah seorang di antara keremunan.

Sebelumnya, Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA), Fakhrurrazi Yusuf mengatakan, peringatan hari damai Aceh adalah kali dilakukan dengan sederhana, namun meriah. Pelaksanaan ini mengacu pada MoU Helsinki, UUPA, intruksi presiden tentang pelaksanaan nota kepehamanan antara RI dan GAM.

Fakhrurrazi berharap, peringatan hari damai Aceh kali ini dapat dijadikan refleksi pengingat perdamaian di Tanah Rencong. Perdamaian ini seyogyanya dijadikan referensi atas pelaksanaan referendum antara RI dan GAM.

“Tujuannya dalah menjadikan refleksi, pengingat menjaga perdamaian. Jadikan damai ini sebagai referensi atas pelaksaan referendum antara RI dan GAM,” ujarnya.

Reporter: Muhammad Fadhil

Shares: