FeatureNews

Cap Seulawah, Tepung Mocaf pertama di Aceh

Zubir Marzuki, begitu nama lengkap pria tersebut. Bicaranya berapi-api, penuh semangat, dan kerap menyampaikan kritik-kritik pedas terkait dengan berbagai kebijakan pemerintah yang dinilainya kurang berpihak kepada rakyat kecil.
Bahan makanan yang dibuat dari Tepung Mocaf Cap Gunung Seulawah

POPULARITAS.COM – Zubir Marzuki, begitu nama lengkap pria tersebut. Bicaranya berapi-api, penuh semangat, dan kerap menyampaikan kritik-kritik pedas terkait dengan berbagai kebijakan pemerintah yang dinilainya kurang berpihak kepada rakyat kecil.

Saat ini, lelaki itu telah mendirikan usaha pabrik pembuatan tepung berbahan singkong, atau tepung tapioka di Peurelak Aceh Timur. Dulunya, usaha itu Ia awali di kawasan Saree Aceh Besar. 

“Dulu awal-awal, pabrik Tepung Tapioka Cap Seulawah ada di Sare Aceh Besar,” kataya kepada popularitas.com awali pembicaraan.

Saat masih di Saree, Aceh Besar, kata Zubir Marzuki, dirinya memanfaatkan tempat penggilangan ubi di Saree untuk membuat tepung dengan mereka dagang Tepung Cap Seulawah. Nah, sejak 2019 ketika Pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, Ia kemudian memindahkan tempat usahanya ke Peurelak, Aceh Timur.

Pemindahan tempat usaha itu sendiri, sambungnya, didasarkan pertimbangan cost produksi, sebab di Aceh bahan baku pembuatan tepung miliknya sangat kurang. Untuk memenuhi kapasitas produksi Ia kerap membeli singkong dari Sumatera Utara.

Nah, pertimbangan biaya dan transportasi logistik inilah yang kemudian membuat dirinya memindahkan usaha ke Peurelak, Aceh Timur. “Ya masih di Aceh juga, tapi saat ini sudah lebih dekat ke sumber bahan baku,” tukasnya.

Dulu, saat dirinya masih beraktivitas di Saree, Aceh Besar, Ia melihat bahwa ubi atau singkong hanya dimanfaatkan untuk buat keripik. Menurutnya kala itu, dengan hanya diproduksi jadi keripik ubi, nilai tambahnya tidak begitu besar. Atas dasar itulah kemudian dirinya membangun usaha pabrik tepung.

Tepung Mocaf Cap Gunung Seulawah

Nah, soal merek Dagang Cap Seulawah, ini ada sejarahnya juga, ungkapnya. Jadi dulu dirinya mengaku pernah menuntut ilmu di kawasan Pegunungan Seulawah, di Aceh Besar. Karena itu, Ia terkesan dengan kata Seulawah. Selain itu juga, penggunaan kata itu untuk menujukkan khas bahwa produk ini berasal dari Aceh, tuturnya.

Kini, usaha yang digeluti Zubir Marzuki menanjak 8 tahun. Dirinya telah merasakan bangkit dan majunya usaha pembuatan tepung yang dilakoninya. Optimisme terus dia bangun dalam menjalankan bisnisnya itu. “Alhamdulillah, kini permintaan terus mengalir, dan kapasitas produksi dapat ditingkatkan,” terangnya.

Pabrik pengolahan tepung milik Zubir Marzuki, setiap bulannya mengolah 300 ton lebih singkong untuk dijadikan berbagai produk tepung. Ia juga mengklaim bahwa tepung yang diproduksinya terjamin tanpa pengawet, dan 100 persen alami.

Di pabrik pengolahan tepung miliknya, Ia juga mengembangkan sejumlah varian, selain tepung tapioka, dirinya juga memproduksi tepung pisang, tepung sagu, dan tepung Mocaf. “Kita juga sedang kembangkan tepung premium, dan juga sagu,” sebutnya.

Kebutuhan pangan masyarakat yang terus meningkat, dan perkembangan industri makanan yang kian pesat, saat ini Zubir juga telah memproduksi tepung Mocaf, yakni jenis tepung ibu kayu yang dimodifikasi sehingga berbentuk seperti butiran beras.

“Permintaan mocaf saat ini tinggi, dan sebab itu kita produksi menjawab kebutuhan pasar,” ujarnya.

Tepung Mocaf yang Ia produksi, miliki keunggulan, diantaranya kandungan kalori yang baik, kadar gula dan lemak yang rendah. Sebab itu sangat aman dikonsumsi para penderita diabetes.

Tepung yang di produksi Zubir Marzuki di banderol dengan berbagai varian harga, tergantung volume dan berat. Contohnya, untuk tepung terigu perkilogramnya Rp28 ribu, sementara tepung mocaf Rp18 ribu, dan tepung pisang Rp75 ribu.

Untuk ukuran besar dengan kapasitas 50 kilogram, tepung Tapioka Ia jual seharga Rp1,25 juta.

Berbagai produksi tepung yang dibuat di pabrik miliknya, saat distribusinya telah menyebar merata ke seluruh Aceh, dan bahkan hingga Sumatera Utara. Zubir juga menyebutkan dirinya beberapa kali pernah melakukan ekspor ke sejumlah negara, seperti Malaysia, London, Italia, China, dan bahkan hingga ke Finlandia.

Zubir juga mengaku, saat ini, sejumlah mesin dalam pemrosesan bahan baku menjadi tepung, sebagian besarnya hasi kreativitasnya sendiri. “Ya harapan besar kita, fungsi promosi dapat dijalankan secara efektif oleh pemerintah daerah,” tandasnya.

Shares: