KesehatanNews

Cara Aman Bulan Ramadan Hadapi Corona

Cara Aman Bulan Ramadan Hadapi Corona
Ilustrasi WHO Luncurkan Panduan Aman Bulan Ramadan untuk Hadapi Virus Corona. klikdokter

BANDA ACEH (popularitas.com) – Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan pedoman selama bulan ramadan dalam menghadapi Covid-19. Puasa bulan ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena tengah terjadi pandemi virus corona.

Adapun pedoman yang dikeluar WHO sebagai berikut:

1. Tetap Berjaga Jarak

Panduan tersebut mendesak orang untuk tetap menjaga jarak fisik dan kebersihan pribadi, serta merekomendasikan penggunaan platform, seperti televisi, radio, media digital, dan media sosial. Itu semua bisa dijadikan alternatif virtual untuk mengatur pertemuan sosial.

WHO juga merekomendasikan masyarakat untuk mengikuti saran yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan nasional masing-masing negara.

2. Meniadakan Pertemuan Besar

Untuk menghindari penyebaran COVID-19, WHO mendesak negara-negara untuk menghentikan pertemuan besar di tempat-tempat ibadah, pasar dan toko, serta meminta orang-orang menjaga jarak fisik secara ketat dalam jarak 1 meter.

Distribusi bantuan bahan pokok dan makanan untuk berbuka tak boleh mengundang kerumunan. Lebih baik, petugas yang menyambangi target bantuan ketimbang mengumpulkan masyarakat di satu area.

Para lansia dan dan mereka yang punya penyakit komorbiditas (penyakit penyerta, seperti sakit jantung, gangguan paru, kanker, sakit ginjal, dan lain sebagainya) wajib mengikuti pedoman ini karena mereka paling berisiko.

3. Tempat Ibadah dengan Kebersihan Memadai

Tempat ibadah harus bersih dan dilengkapi dengan fasilitas cuci tangan, seperti sabun dan air yang memadai.

Lebih bagus lagi bila disediakan hand sanitizer. Gagang pintu dan benda lain yang sering disentuh harus didisinfeksi secara teratur.

4. Pertimbangkan Kondisi Fisik dan Tetap Olahraga

WHO menyatakan orang-orang yang direkomendasikan untuk puasa adalah mereka yang sehat. Sedangkan, mereka yang menyandang status pasien COVID-19 harus mempertimbangkan “izin agama” untuk tidak berpuasa.

Untuk menjaga kebugaran selama berpuasa, olahraga indoor dengan kelas online juga dianjurkan. Lalu, jangan merokok supaya kondisi paru-paru lebih terjaga.

 

Menjaga Kesehatan Mental Saat Corona

Tak boleh terlewat dari perhatian, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga menjadi salah satu sorotan semenjak ada anjuran untuk terus di rumah.

WHO meminta agar masyarakat tetap memerhatikan dan tanggap terhadap situasi kekerasan pada perempuan, anak, dan orang termarjinalkan.

Para pemimpin agama disarankan secara aktif berbicara untuk menentang kekerasan, dan memberikan dukungan atau mendorong korban untuk mencari bantuan.

Selain pedoman dari WHO, Ikhsan Bella Persada, M.Psi, Psikolog memberikan sejumlah tips untuk menjaga kesehatan mental di era pandemi. Adapun tips yang diberikan, meliputi:

  • Kenali hal-hal yang sering membuat Anda marah. Selama bulan puasa dan di rumah saja, hindari faktor tersebut.
  • Jaga pola tidur. “Istirahat yang cukup bisa menghindarkan stres berlebih selama di rumah.
  • Biasanya, sebagian orang yang sedang stres mencari pelarian dengan makan banyak. Karena sekarang tidak bisa, daripada emosi semakin tak karuan, lebih baik tidur,” jelas Ikhsan.
  • Tidak ingin tidur terus? Lakukan latihan pernapasan untuk merelaksasi diri.
  • Tetap lakukan aktivitas yang menyenangkan. Tontonlah tayangan yang Anda suka atau buatlah sebuah karya.

Tips Berpuasa dari Dokter Saat Corona

Tak lengkap bila tak ada panduan sederhana dari dokter supaya ibadah puasa Anda lancar dan tubuh tak kena penyakit. Beberapa tips puasa yang dianjurkan oleh dr. Alvin Nursalim, Sp.PD saat corona melanda antara lain:

  • Perhatikan kandungan gizi makanan. Jangan asal pilih makanan sahur dan berbuka. “Pastikan ada karbohidrat, bahkan lebih baik bila yang dipilih adalah karbohidrat kompleks.
  • Misalnya saja, nasi merah, oatmeal, dan gandum. Kurangi asupan gorengan dan makanan berlemak. Jangan lupakan porsi buah dan sayuran,” kata dr. Alvin.
  • Hindari minuman ringan bersoda atau makanan pedas saat berbuka puasa dan perut masih kosong. Hal ini dapat meningkatkan risiko keluhan perut kembung dan gejala terkait dispepsia
  • Hindari makan sebanyak-banyaknya saat berbuka, makanlah dengan porsi biasa. Akan lebih baik bila dibagi menjadi beberapa porsi sampai menjelang tidur.
  • Kalau Anda mengidap diabetes atau penyakit lainnya, jangan lupa konsultasikan keamanan berpuasa dengan dokter. Dokter akan memberikan saran mengenai jenis dan perubahan dosis obat yang diminum.
  • Tetap berolahraga, misalkan lari ringan 30 menit sebelum sahur atau menjelang berbuka. Tetap berpola hidup sehat dan bersih, sering cuci tangan, dan hindari keramaian.

Berpuasa di tengah pandemi virus corona memang tak mudah. Namun, jangan patah semangat, ya! Tetaplah beribadah dan lakukan anjuran-anjuran di atas. Ingatkan juga orang-orang terdekat untuk melakukan hal serupa.[acl]

Sumber: klildokter.com

Shares: