NewsSepakbola

Derby Afrika di Kota Batik

Tiket final Piala Dunia U-17 2023 ludes terjual
Tim U-17 Indonesia saat hadapi Maroko dalam laga terakhir Grup A Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Kamis (16/11/2023) malam. Foto: PSSI

POPULARITAS.COM – Dua wakil terbaik zona Konfederasi Sepak Bola Afrika atau CAF, Mali dan Maroko akan saling beradu kemampuan pada laga perempat final Piala Dunia U-17 tahun 2023 di Stadion Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (25/11/2023). Kick-off laga yang akan dilaksanakan pada pukul 19.00 WIB tersebut dipimpin oleh Augusto Aragon, wasit asal Ekuador.

Mali melaju ke perempat final setelah mengalahkan Meksiko. Juara Piala Dunia U-17 2005 dan 2011 tersebut dilumat Les Aigles, julukan Mali, dengan skor telak 0-5. Situasi berbeda terjadi pada Maroko yang harus bersusah payah mengalahkan Iran di babak 16 besar lewat adu penalti.

Mali, finalis Piala Dunia U-17 2015 sejak awal sudah bertekad untuk membawa pulang gelar juara dunia dari Indonesia. “Kami ingin membawa pulang trofi juara ke Bamako untuk rakyat Mali,” ucap pelatih Soumaila Coulibaly, Sabtu (25/11/2023).

Pertemuan Mali kontra Maroko dapat disebut sebagai derby Afrika di Kota Batik, julukan Solo. Kedua kesebelasan mengulangi pertemuan terakhir mereka di semifinal Piala Afrika U-17 2023. Laga tersebut berakhir dengan drama adu penalti yang dimenangkan Maroko dengan skor 6-5.

Kedua kesebelasan sama-sama mengantongi satu kekalahan dari empat laga yang telah dijalani. Pertandingan di Solo kali ini tentu menjadi upaya skuad asuhan Coulibaly untuk menuntaskan dendam mereka kepada Maroko.

Tentu saja karena skuad Singa Atlas telah menjegal langkah Le Aigles ke babak final Piala Afrika U-17 tahun ini. Tetapi Maroko bukanlah lawan yang mudah ditaklukkan. Dalam 10 tahun terakhir, sepak bola negara di barat daya Afrika tersebut mengalami kemajuan pesat di segala level.

Mohamed Hamony dan rekan-rekan seperti mengulang torehan emas senior mereka yang tampil gemilang pada Piala Dunia 2022 di Qatar. Saat itu, Portugal, Spanyol, dan Belgia sempat merasakan pedihnya terkaman Youssef En-Nesyri dan kawan-kawannya di Qatar.

Skuad senior Maroko bahkan melaju sampai ke semifinal di Qatar. Namun, kejutan En-Nesyri dihentikan oleh Kylian Mbappe dkk di semifinal. Saat perebutan tempat ketiga, lagi-lagi mereka harus kalah oleh tim Eropa. Kali ini giliran Kroasia yang melakukannya.

Prestasi senior-seniornya itu begitu menginspirasi Hamony untuk mengikuti jejak En-Nesyri ke semifinal. Remaja Maroko tersebut bertekad melakukannya di Indonesia pulang ke negaranya dengan gelar juara.

“Kami ingin memberikan yang terbaik tidak hanya bagi keluarga kami, tetapi juga bagi pendukung dan rakyat Maroko. Tentu saja kami ingin lebih baik senior dari kami di Piala dunia 2022. Kami ingin membuat bangga seluruh rakyat Maroko,” ucap Hamony seperti dikutip dari FIFA TV.

Kedua kesebelasan memiliki ciri permainan yang sama, yakni mengandalkan kecepatan lari serta umpan-umpan terukur. Talenta dan bakat alam dari kedua negara akan saling berpadu di rumput hijau Stadion Manahan.

Mali tentu ingin merebut satu tiket ke semifinal sebagai pembuka jalan menuju tangga juara, sesuai sesumbar mereka. Akan tetapi Maroko bakal melawan dengan sengit. Kedua tim memiliki peluang yang sama kuat untuk lolos. Tinggal siapa paling beruntung saja yang bakal menyabet satu tiket semifinal. Mali atau Maroko?

Shares: