EkonomiNews

Gara-gara Corona, Pengunjung Pasar Aceh Tak Seramai Tahun Lalu

Pedagang di Pasar Aceh. (popularitas/Fadhil)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Pengunjung yang berbelanja pakaian lebaran di Pasar Aceh menjelang Idul Fitri 1441 H tak seramai tahun lalu. Padahal, lebaran hanya tinggal menghitung hari.

Hal tersebut dikeluhkan oleh sejumlah pedagang di Pasar Aceh, Jalan Diponegoro, Kota Banda Aceh pada Sabtu, 16 Mei 2020 tadi malam. “Untuk penjualan kali ini di Pasar Aceh memang sangat kurang, tidak seperti sebelum-sebelumnya,” kata Okky, salah seorang pedagang pakain di Pasar Aceh.

Menurut Okky, menurunnya jumlah pengunjung di Pasar Aceh tak terlepas dari mewabahnya virus corona atau Covid-19. Selain berefek pada ekonomi masyarakat, pandemi virus corona juga menyebabkan banyak perantau seperti mahasiswa pulang ke kampung halaman.

“Karena dampak dari corona serta (penerapan) lockdown atau pembatasan berpergian ke lokasi keramaian ini memang membuat sangat-sangat kurang (pendapatan) para pedagang, terutama bagi kami pedagang kecil,” jelasnya.

Tahun lalu, kata dia, pengunjung di Pasar Aceh biasanya sudah meningkat pada hari kesepuluh Ramadan. Peningkatan drastis bahkan terjadi pada 10 hari menjelang lebaran.

“Nggak tahu lagi bilang, biasanya 10 hari puasa, sudah ramai pembeli, namun sekarang tujuh hari menuju lebaran baru ramai. Beda memang dengan tahun-tahun sebelumnya,” sebut dia.

Suasana pedagang di Pasar Aceh, Sabtu malam, 16 Mei 2020. (popularitas/Fadhil)

Ia menuturkan, pada Ramadan tahun sebelumnya, ia biasanya mendapatkan hasil penjualan berbagai jenis pakaian mencapai Rp 200 juta. Sedangkan tahun ini menurun drastis satu kali lipat.

“Pada Ramadan tahun lalu biasanya, kami bisa mendapatkan target penjualan hingga Rp 200 juta, sekarang nggak tembus. Cuma bisa dapat sekitar Rp 90 juta. Diperkirakan lebih 50% berkurang,” pungkasnya.

Sementara, Haji Mukhtar, pedagang jilbab di Pasar Aceh mengatakan, pandemi virus corona memberi pengaruh besar terhadap para pedagang-pedagang kecil. Sementara para pedagang grosir tidak mengalami dampak serius.

“Memang terasa lah, tetapi karena kami banyak langganan di daerah jadi tidak begitu terasa. Selain itu, kami juga bukan pedagan eceran, kalau yang pedagang eceran memang down (menurun) gitu,” sebut Mukhtar.

Meski demikian, Mukhtar tak menampik jika pendapatan usahanya mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Namun, penurunan tersebut tak terjadi signifikan layaknya pedagang-pedagang kecil.

“Kawan-kawan memang kurang, tetapi kita ya Alhamdulillah. Memang ada kurang (dibandingkan tahun lalu), cuma tidak begitu,” jelas dia.

Kata Mukhtar, tahun ini fashion jilbab yang paling dicari para pengunjung tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang mengikuti tren. Artinya, seluruh model yang disediakan di tokonya laku semua.

“Semua model Alhamdulillah laku, tetapi yang paling banyak (jilbab) yang harian atau model biasa. Tetapi khusus yang untuk lebaran itu kurang, dan tidak begitu banyak,” jelas Mukhtar.

Pedagang lainnya, Ramli menambahkan, penjualan di toko miliknya sudah mengalami peningkatan daripada hari-hari sebelumnya. Namun, peningkatan tak terjadi seperti tahun-tahun lalu.

Adapun jenis pakaian yang dicari pengunjung, kata Ramli, adalah celana jeans, katon, kemeja, koko kurta, kaos oblong dan lain sebagainya.

“Alhamdulillah ada peningkatan sedikit, dan bisa laku rata-rata Rp 15 juta per hari,” ucap Ramli.

Reporter: Muhammad Fadhil

Shares: