News

Usman dan Rabumah, Hidup Berdampingan dengan Risiko Banjir di Pijay

(ist)

PIDIE JAYA (popularitas.com) – Rumah Usman Isya (71) dan istrinya Rabumah (69) terletak 10 meter dari pinggir sungai di Dayah Usen, Meurah Dua, Pidie Jaya. Warga sempat mengira keduanya sudah tiada terbawa hanyut banjir bandang malam itu.

Tidak ada warga berani mengevakuasi mereka akibat kencangnya arus air. Setelah air surut, warga bergegas mengecek rumah mereka. Rumahnya kosong. Saat dipanggil, keduanya tidak menyahut.

Alhamdulillah, esok harinya mereka baru diketahui selamat setelah berlindung di loteng rumah. Akibat syok mereka tidak bisa menyahut panggilan warga. Ditambah lagi kondisi Usman yang mengalami gangguan pendengaran.

Kini, banjir kembali terjadi di kampung mereka beberapa waktu lalu. Lagi-lagi Usman dan Rabumah tidak bisa mengevakuasi diri akibat terjebak banjir di rumah mereka yang terletak agak terpisah dari rumah warga lainnya.

Luapan air sungai sudah memenuhi halaman rumah mereka. Rabumah sendiri tidak bisa lagi berjalan normal sehingga berjalan jongkok. Matanya sudah rabun. Sementara fisik suaminya juga sudah lemah. Mereka pun memilih menetap di rumah serta menjaga diri tidak terbawa hanyut banjir.

Setidaknya, 10 kampung di Kecamatan Meurah Dua dan Meureudu terendam air berwarna coklat kental itu. Sejumlah kampung menjadi sangat berlumpur tebal setelah air surut, termasuk Dayah Usen.

Usman dan Rabumah nampak terharu menerima kedatangan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Pidie Jaya – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh, guna menyerahkan paket sembako kepada warga kurang mampu terdampak banjir. Bantuan tersebut berasal dari ACT dan hasil pengumpulan donasi oleh Pemuda Peduli Sesama (P2S).

Tgk Syakban, salah satu warga Dayah Usen yang menjenguk kondisi Usman dan Rabumah, menuturkan, sepasang suami istri tersebut berasal dari keluarga kurang mampu. Bila pun mereka ingin membangun rumah lain agar jauh dari pinggiran sungai, keduanya tidak mampu. Usman satu-satunya tulang punggung keluarga.

Meskipun berusia senja, Usman tetap bertani dan berkebun. Pendapatannya sangat terbatas untuk kebutuhan sehari-hari. “Pak Usman agak sulit diajak berbicara karena pendengarannya sudah terganggu,” ungkapnya

Menurut Keuchik Gampong Dayah Usen, Meurah Dua, Pidie Jaya, Husain Yusuf, warga memang sangat membutuhkan bantuan paket sembako mengingat kondisi warga belum sepenuhnya dapat beraktifitas normal.

Ketua MRI Pidie Jaya – ACT Aceh Muyassir memaparkan, bantuan kemanusiaan berupa sembako didistribusikan juga kepada warga terdampak banjir di kampung lain.

Ia berharap bantuan tersebut bisa mengurangi beban kebutuhan sehari-hari warga terdampak banjir. “Insya Allah, MRI Pijay – ACT Aceh masih akan menyalurkan sejumlah paket bantuan kepada warga terdampak banjir,” ujarnya. (dani/ril)

Shares: