News

Girder proyek jembatan Rp 14 M di Pidie dua kali ambruk

Proyek jembatan senilai Rp 14 miliar di Pidie tak kunjung selesai
Kondisi di lokasi proyek pergantian Jembatan Krueng Tukaih, Pidie. Foto: Nurzahri/popularitas.com

POPULARITAS.COM – Pelaksanaan proyek pergantian jembatan Krueng Tukaih Rp 14,5 miliar di Gampong Blok Sawah, Kota Sigli, Kabupaten Pidie sudah memakan waktu sekira 220 hari sejak dimulai pada awal April 2023.

Namun anehnya, hingga kini 16 November 2023, pekerjaan konstruksi sumber APBN proyeknya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan satuan kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Aceh yang dikerjakan rekanan PT Karya Usaha Mandiri Utama senilai Rp 14.506.818.182 dari dasar Pagu Rp 18.156.218.000 itu belum kunjung selesai meski telah memakan waktu 220 hari lebih.

Ironisnya dalam proses pemasangan girder, gelagar tersebut sudah dua kali mengalami ambruk dalam kurun waktu satu pekan.

Yang perdana terjadi, pada Kamis (9/11/2023), beton girder yang baru beberapa jam dipasang di atas abutmen proyek jembatan Rp 14 M itu ambruk ke dasar sungai.

Celakanya lagi, kini beton gelagar itu yang sebelumnya ditempatkan di atas badan jalan kembali roboh saat hendak diangkut untuk dipasangkan ke abutmen jembatan tersebut yang terjadi Kamis (16/11/2023).

Praktis pelaksanaan pekerjaan tersebut diperkirakan akan kembali memakan waktu lebih lama untuk penyelesaian proyek jembatan itu. Sedangkan sisa waktu kalender 2023 hanya tersisa 45 hari lagi.

Akibat lambanya progres pelaksanaan pekerjaan konstruksi pergantian jembatan Krueng Tukaih itu berdampak pada merosotnya pendapatan ekonomi para pedagang yang memiliki usaha di dekat jalur proyek tersebut.

Seperti halnya yang dirasakan pemilik usaha di jalan A. Majid Ibrahim itu.

“Saat baru ditutup pendapatan sudah mulai menurun,” kata Samsul, Senin (13/11/2023) beberapa hari lalu.

Namun karena adanya pembangunan pergantian jembatan KR Tukaih itu dirinya pun mengaku bisa memaklumi kondisi tersebut.

Hanya saja hal tersebut berlangsung sangat lama bahkan sudah mencapai tujuh bulan lebih.

Kondisi merosot omset itu kian diperparah usai rekanan proyek tersebut menempatkan puluhan girder atau beton penyangga jembatan di badan jalan yang mengakibatkan pemilik motor kesulitan membawa kendaraannya ke bengkel milik Samsul itu.

“Selama beton (girder) itu ditempatkan di badan jalan pelanggan yang bawa motor semakin menurun, omsetnya turun lebih dari 50 persen perharinya,” kata Samsul.

Dilihat popularitas.com pada laman LPSE Kemen PUPR jadwal penandatangan kontrak itu pada 9 Maret 2023.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Aceh proyek jembatan KR Tukaih, Rita Marleni mengakui, gelagar tersebut patah saat hendak diangkut untuk dibawa ke lokasi jembatan tersebut.

“Beton girder patah ketika posisinya sudah diletakan di belakang truk pengangkutan, posisinya juga sudah terikat dan masih dibantu mobil crane,” jelasnya.

Usai dua kali mengalami kejadian yang serupa itu atas material jembatan itu, pihaknya berencana melakukan penghentian sementara pelaksanaan proyek tersebut.

Upaya penghentian itu dilakukan untuk dapat melakukan evaluasi proses pekerjaan serta metode pelaksanaan hingga mengakibatkan ambruk dan patahnya girder jembatan itu.

“Kita hentikan sementara untuk dievaluasi terhadap semua proses pekerjaan termasuk metode pengerjaan,” ungkap PPK Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Aceh Rita Marleni kepada wartawan di lokasi proyek tersebut.

Shares: