HeadlineNews

Hidup Berdamai dengan Covid-19

Tim Gugus Covid-19 Aceh Dinilai Tak Responsive Gender
Ilustrasi, Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Aceh, Dyah Erti Idawati, memantau pelaksaan rapid test terhadap 82 Oorang Dalam Pemantauan (ODP) di Puskesmas, Montasik, Aceh Besar, Kamis. (ist)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Total angka kesembuhan Covid-19 di Indonesia Rabu (6/5/2020) pukul 12.00 WIB sebanyak 2.317 orang. Untuk sebaran kasus sembuh dari 34 provinsi di tanah air.

DKI Jakarta menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak yakni 741, disusul Sulawesi Selatan 235, Jawa Timur sebanyak 199, Jawa Barat 177, Bali 166 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 2.317 orang.

Di sisi lain, jumlah kasus terkonfirmasi positif menjadi 12.438 setelah ada penambahan sebanyak 367 orang. Sedangkan jumlah kasus meninggal yang disebabkan COVID-19 bertambah menjadi 895 setelah ada penambahan sebanyak 23 orang.

Sedangkan provinsi Aceh data Rabu (6/5/2020) pukul 15.00 WIB pasien positif Covid-19 menjadi 17 orang. Rinciannya, sebanyak 7 orang dalam perawatan, 9 orang sudah sembuh, dan 1 orang meninggal dunia.

Ada tujuh santri positif corona yang berasal dari klaster pesantren di Magetan. Santri itu selama ini belajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur. Ada 75 santri secara total berasal dari pesantren itu sudah tiba di kampung halaman masing-masing.

Ketujuh santri positif Covid-19 itu masing-masing berinisial AS asal Simeulue dan AJ, MAH, M dan IJ dari Aceh Tamiang dan satu orang lagi berinisial MD berasal dari Kabupaten Bener Meriah.

Sedangkan dua orang di antaranya sudah sembuh yaitu MAH dan IJ berada dari Aceh Tamiang. Kendati sudah dinyatakan sembuh berdasarkan hasil uji swab dengan sistem Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) di Balai Litbangkes Aceh, Lambaro, Aceh Besar, mereka tetap diminta untuk mengisolasi mandiri di rumah selama 14 hari.

Secara statistik harian, seluruh Indonesia sejak 25 April tampak cenderung menurun kasus baru ditemukan di Indonesia, baik yang positif maupun pasien meninggal. Justru pasien yang sembuh semakin mengalami peningkatan.

Antara April hingga 7 Mei 2020 puncak tertinggi terjangkit Covid-19 pada 24 April dengan jumlah kasus baru mencapai 436 kasus. Lalu keesokannya mulai turun 396 kasus.

Kendati kasus baru ditemukan dalam rentang waktu tersebut fluktuatif, tetapi cendrung menurun. Seperti terdapat tanggal 27 April hanya 214 kasus, lebih tinggi sehari sebelumnya 26 April sebanyak 275 kasus baru.

Pemerintah terus berupaya keras dan berharap puncak pandemi Covid-19 akan segera menurun. Namun demikian, beberapa ahli mengatakan ketika kasusnya sudah turun tidak berarti langsung landai atau langsung nol, melainkan masih bisa fluktuatif.

“Ada kemungkinan masih bisa naik lagi atau turun lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi dan seterusnya. Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Kamis, 7 Mei 2020.

Menurut Presiden, Indonesia beruntung karena sejak awal pemerintah memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bukan karantina wilayah atau lockdown.

Seperti diketahui, PSBB adalah pembatasan kegiatan di tempat umum atau di fasilitas umum dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak antarorang.

“Artinya, dengan PSBB masyarakat masih bisa beraktivitas, tetapi memang dibatasi. Masyarakat juga harus sadar membatasi diri, tidak boleh berkumpul dalam skala besar,” imbuhnya.

“Saya melihat di beberapa daerah dari informasi yang saya terima, jalannya sepi tetapi di kampungnya masih berkerumun ramai, di kampungnya masih banyak yang bergerombol ramai. Padahal interaksi fisik itu harus dikurangi, harus jaga jarak, harus bermasker, harus sering cuci tangan sehabis kegiatan,” lanjutnya.

Upaya tersebut harus terus dilakukan untuk menghambat penyebaran Covid-19. Tetapi, Kepala Negara juga ingin agar roda perekonomian tetap berjalan. Untuk itu, masyarakat masih bisa beraktivitas secara terbatas, tetapi harus disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan.

“Sekali lagi ingin saya tegaskan, yang utama adalah ikuti dengan disiplin protokol kesehatan. Silakan beraktivitas secara terbatas, tetapi sekali lagi ikuti protokol kesehatan. Semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semuanya, kedisiplinan warga, serta peran aparat yang bekerja secara tepat dan terukur,” tandasnya.[acl]

Shares: