News

Irwan Djohan Nilai Kalimat di Stiker Pengguna BBM Bersubsidi Tidak Etis

Menyoal SE Gubernur Aceh perihal pengendalian BBM bersubsidi
Asisten II Setda Aceh T. Ahmad Dadek, melaunching program stikering BBM Premiun dan Solar bersubsidi untuk masayarakat, di SPBU Lamnyong, Banda Aceh, Rabu (19/8/2020). Hanya mobil yang telah ditempeli stiker ini nantinya dapat membeli premiun dan solar bersubsidi di SPBU. (ist)

POPULARITAS.COM – Pemerintah Aceh dan Pertamina bakal menempelkan stiker sebanyak 156 ribu bagi kendaraan yang menggunakan BBM bersubsidi seperti premium dan biosolar. Dalam stiker tersebut terdapat dua kalimat seperti “Bukan Untuk Masyarakat Pura-pura tidak mampu” pada premium dan “Subsidi Untuk Rakyat, Bukan Untuk Para Penimbun yang Jahat” pada biosolar.

Anggota DPRA, Irwan Djohan menilai, kalimat tersebut kurang tepat jika ditempel di mobil warga. Menurutnya kalimat itu tendensius dan seolah merendahkan dan memojokkan dengan kalimat tersebut.

“Ada kalimat “penimbun yang jahat” ada kalimat “orang-orang yang pura-pura tidak mampu” itu kalimat tendensius kalimat yang menyudutkan memojokkan dan merendahkan,” kata Irwan Djohan kepada wartawan, Rabu (19/08/2020).

Hanya saja terlepas dari kalimat itu, Irwan mendukung program stikering bagi kendaraan yang menggunakan BBM bersubsidi. Tapi, ia meminta agar kalimat yang digunakan tidak merendahkan orang lain. Misalnya, kata dia kalimat di stiker itu bertuliskan ‘Mobil Ini menggunakan BBM Bersubsidi’.

“Programnya saya setuju gagasannya saya setuju, tapi kalimat yang tercantum di stiker itu sangat merendahkan orang. Banyak pilihan kata lain yang lebih tepat. Tapi tidak perlu membuat kalimat yang menuduh seolah-olah orang itu jahat,”

“Boleh saja tempel stiker beri tanda misalnya dengan kalimat yang lebih etis seperti kendaraan ini menggunakan BBM bersubsidi, uda itu saja,” ujarnya lagi.

Ia juga berharap bukan hanya kendaraan warga saja yang diberi tanda stiker pengguna BBM bersubsidi. Melainkan kendaraan pejabat juga harus diberi stiker dengan kalimat ‘Mobil ini disubsidi oleh uang rakyat’. Apalgi  mobil pejabat itu bisa gonta ganti plat merah ke hitam dan sebagainya.

“Saya kira mau di stiker ya stiker semua mobil-mobil dinas pemerintah mobil plat merah, dinas, mulai dari bupati-walikota, dprk semua tempel stiker misalnya mobil ini di subsidi dengan uang rakyat gitu, misalnya kan fair jangan hanya mobil rakyat aja yang di stiker apalagi dengan kalimat yang tidak etis,” katanya.

Ia berharap selagi masa sosialisasi, Pemerintah Aceh bisa mengubah kalimat pada stiker tersebut yang lebih baik dan etis.

Pemerintah Aceh bersama PT. Pertamina (Persero) meresmikan program atickering bahan bakar minyak jenis premium dan solar bersubsidi di Aceh. Usai penerapan program itu, kini hanya mobil berstiker yang boleh mengisi BBM Bersubsidi.

Asisten II Setda Aceh, T. Ahmad Dadek, mengatakan program strickering BBM Bersubsidi itu sangat penting diterapkan, sehingga jelas pemanfaatannya. “Supaya subsidi ini jatuh ke tangan orang yang berhak,” kata Dadek usai peresmian di SPBU Lamnyong, Rabu 19/08.

Dadek menyebutkan, kesadaran masyarakat Aceh masih sangat rendah untuk beralih menggunakan BBM sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan. Hal itu membuat antrian panjang di SPBU serta menimbulkan potensi penggunaan bahan bakar Premium dan Solar Subsidi melebihi kuota yang telah ditetapkan BPH Migas.

Dengan adanya pemasangan stiker itu, bisa menjadi penanda kendaraan yang berhak mendapatkan BBM bersubsidi.

Reporter: dani

Shares: