News

Peringati Hari Bumi, Pegiat Lingkungan di Aceh Minta Pemerintah Serius Lindungi Satwa

Pegiat lingkungan peringati Hari Bumi di Banda Aceh | Foto: Al Asmunda

BANDA ACEH (popularitas.com) – Puluhan lintas organisasi dan pegiat lingkungan di Kota Banda Aceh menggelar parade memperingati Hari Bumi yang jatuh setiap 22 April. Aksi parade yang mengusung tema “Lindungi Spesies Kita” itu dimulai dengan melakukan long march melintasi rute Pendopo Gubernur dan berakhir di depan Masjid Raya Baiturrahman, Senin, 22 April 2019.

Puluhan peserta tampak mengenakan topeng satwa yang dilindungi seperti harimau, orang utan, badak, dan gajah. Beberapa beserta juga melumuri wajah dengan cat berbagai macam bentuk satwa. Selain itu ada juga poster berisi seruan penyelamatan bumi, hutan, dan satwa dari kepunahan.

Koordinator aksi, Nuratul Faizah, mengatakan peringatan Hari Bumi kali ini bertepatan dengan aksi Global March for Elephants, Tigers, Rhinos and Orangutans yang juga dilakukan serentak di banyak negara. Banda Aceh merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang selalu berpartisipasi dalam kegiatan global parade untuk satwa yang sudah diselenggarakan sejak 2015.

Pegiat lingkungan peringati Hari Bumi di Banda Aceh | Foto: Al Asmunda

“Sebagai daerah yang masih memiliki satwa langka seperti harimau, badak, gajah, dan orangutan, penting kita mengingatkan semua orang untuk menyelamatkan satwa-satwa yang masih tersisa itu,” kata Faizah, Senin 22 April 2019.

Pada momen peringatan Hari Bumi ini, kata Faizah, para pegiat lingkungan ingin menunjukkan sikap bahwa mereka berharap kasus-kasus pembunuhan satwa di Aceh bisa berhenti, dan pelaku kejahatan satwa dapat ditindak secara hukum yang berlaku.

Selama ini, para pegiat lingkungan di Aceh menyayangkan beragam kasus yang menimpa satwa dilindungi seperti gajah, orangutan, dan harimau yang masih kerap jadi sasaran buruan. Satwa dilindungi tersebut bahkan dibunuh karena dianggap hama oleh sebagian masyarakat di Serambi Mekkah.

Dia mencontohkan nasib malang yang menimpa satwa dilindungi di Aceh seperti orangutan bernama Hope. Orangutan itu diberondong 74 peluru senapan angin oleh orang tak bertanggung jawab beberapa bulan lalu. Sementara bayinya, mati karena kekurangan nutrisi.

“Penembakan Hope menyita perhatian publik sampai luar negeri. Kasus ini bisa menjadi preseden buruk bagi negara kita dalam membuktikan komitmennya untuk menyelamatkan satwa yang dilindungi,” ujarnya.

Para pegiat lingkungan yang terlibat dalam aksi Hari Bumi di Aceh meminta pemerintah serius bertindak untuk menyelamatkan spesies satwa dengan beragam terobosan yang tepat sasaran. Mengingat, beberapa satwa di Indonesia kini sedang terancam menuju kepunahan. (ASM)

Shares: