News

Rizal Ramli Hadiri Deklarasi JMSI Aceh

Rizal Ramli saat tiba di Banda Aceh. (ist)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Mantan Menko Perekonomian, Rizal Ramli, berkunjung ke Aceh untuk menghadiri Deklarasi Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh, yang diselenggarakan di Hotel Kyriad Muraya, Jumat, 6 Maret 2020.

Kedatangan Rizal disambut langsung oleh Plt ketua JMSI, Hendro Saky. Rizal direncanakan akan mengisi diskusi panel sebelum deklarasi tersebut.

Saat bertemu dengan pengurus JMSI, Rizal banyak berbicara dengan situasi dunia saat ini, seperti virus corona yang sudah masuk ke Indonesia.

Menurut Rizal, situasi tidak menentu secara global yang dipicu oleh penyebaran virus Corona baru atau Covid-19 sejak dua bulan terakhir ini, dapat dimanfaatkan Indonesia untuk membangun kekuatan ekonomi nasional.

Kenyataan bahwa arus masuk komoditas dan barang dari luar negeri mengalami hambatan dapat dijadikan momentum untuk mengembangkan sektor produksi di dalam negeri, baik komoditas holtikultura maupun produk-produk non-pangan seperti spareparts kendaraan.

Rizal mencontohkan keputusan pemerintah membuka kran impor bawang putih. Menurutnya, kebijakan itu tidak perlu dilakukan.

Rizal Ramli optimis, apabila dimaksimalkan dalam dua sampai tiga bulan mendatang, suplai bawang putih dari berbagai daerah di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Selain itu, ini juga kesempatan yang baik bagi fakultas-fakultas pertanian terutama IPB (Institut Pertanian Bogor) untuk mengembangkan riset mengenai kualitas tanah yang dapat meningkatkan kualitas dan juga kuantitas panen bawang putih” urai Rizal.

Dia memperkirakan, untuk waktu yang cukup lama produk-produk holtikultura dari Republik Rakyat China (RRC) yang sebelum ini cukup banyak di pasar Indonesia aka kurang diminati.

“Penyebaran virus Corona baru dari Wuhan kelihatannya akan melahirkan sentimen negatif pada sayur dan buah dari China, bisa jadi sampai setahun setelah vaksin untuk virus ini ditemukan” ujarnya lagi.

Bukan hanya sayur dan buah, barang-barang pabrikasi lain dari China juga mengalami nasib serupa di Indonesia.

“Kapasitas industri suku cadang kita cukup besar. Bisa dimaksimalkan untuk mencukupi kebutuhan,” demikian Rizal. (Ril)

Shares: