News

UPTD IBI Saree Over Kapasitas

Sapi Kurus di Tengah Rumput Hijau
Kondisi sapi yang dipelihara di UPTD Inseminasi Buatan Inkubator (IBI) Saree, Kabupaten Aceh Besar, Jumat, 5 Juni 2020. (Fadhil/popularitas.com)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Kepala Dinas Peternakan Aceh, Rahmandi mengatakan bahwa UPTD IBI Saree sebenarnya sudah over kapasitas. Seharusnya, UPTD ini hanya menampung 100 hingga 150 ekor sapi.

“Kepada UPDT sudah beberapa kali kami katakan tolong berikan telaah sedikit ke kami, karena pada prinsipnya ini over kapasitas. Jadi di sini sebenarnya misalnya 100-150 ekor, tetapi sekarang sudah mencapai 480 ekor,” kata Rahmandi saat berkunjung ke IBI Saree, Aceh Besar, belum lama ini.

Saat ini, jumlah sapi di UPTD Saree mencapai 480 ekor. Sebagiannya merupakan anak sapi yang lahir pada induknya. Pihak dinas berencana anak sapi tersebut akan dihibahkan ke masyarakat, namun terbentur payung hukum.

“Selama ini kami susah juga, kalau hibah payung hukum tidak ada, kami jual payung hukumnya tidak ada,” ujar Rahmandi.

Kata dia, pada 2018 lalu, Dinas Peternakan bersama DPRA sudah melahirkan sebuah qanun yang mengatur tentang sapi tersebut. Namun qanun tersebut tidak bisa dieksekusi karena belum ada pergub.

“Harga satuan anak sapi yang akan dijual ke masyarakat atau dihibahkan sudah ada dalam qanun itu. Cuma dalam qanun ini harus diikuti dengan pergub, pergub ini sedang kami proses sekarang, sudah dua kali di biro hukum, dikembalikan untuk disempurnakan,” katanya.

“Nanti kalau sudah ada pergub ini bisa dikelola sebagai PAD. Sekarang sapi ini melahirkan, kami tidak bisa apa-apain, hanya bisa dipelihara di sini. karena regulasi belum ada,” pungkasnya.

Konsentrat Telat Ditender

Dalam kesempatan itu, Rahmandi juga mengakui bahwa konsentrat untuk pakan sapi di UPTD Saree telat ditender pada tahun anggaran 2020, padahal sudah dianggarkan sebesar Rp 1,5 miliar. Hal ini karena terkendala pada spek harga dari tahun sebelumnya.

“Artinya pembuatan spek karena mengalami kenaikan pada tahun 2020 ini, 2019 itu misalnya harganya Rp 6.500 per kilo, sedangkan sekarang realnya Rp 7 ribu, sehingga tidak bisa ditender, maka direvisi,” kata dia.

Rahmandi menuturukan, proses revisi harga spek tersebut akan selesai dalam waktu dekat. Setelah selesai, pakan konsentrat tersebut akan segera ditender.

“Sekarang tinggal menunggu revisi baru bisa dilaksanakan, pengadaan konsentrat dan penghijauannya,” ujarnya.

Reporter: Muhammad Fadhil

Shares: