HeadlineNews

Cahaya Islam lewat sepak bola di Eropa

Fans Newcastle menggunakan jubah. FOTO : reuters

POPULARITAS.COM – JIKA proses akuisisi Manchester United (MU) sukses dan tanpa rintangan, dipastikan klub Liga Inggris itu sah jadi milik Sheikh Jassim, salah satu pengusaha kaya raya asal Qatar. 

Sejumlah media di Inggris sendiri meyakini bahwa, saat ini, dengan hak negosiasi tunggal yang dimiliki Sheik Jassim, hanya tinggal hitungan jam atau hari saja, The Red Devils akan berpindah tangan dari keluarga Glazer tersebut.

Menurut sejumlah laporan media di Qatar, sebenarnya kesepakatan soal nilai harga Rp111,7 triliun sudah disepakati antara kedua belah pihak. Hanya saja, saat ini pengumuman resmi belum disampaikan, baik oleh Sheik Jassim maupun Glazzer.

Jika pengumuman tersebut resmi diterbitkan dari keluarga kedua belah pihak, dan disetujui otorisasi di Inggris, maka Manchester United akan menjadi klub ke-4 di negara itu yang dimiliki sejumlah negara Arab.

Sebut saja misalnya, Manchester City yang kini milik Sheikh Mansour bin Zayed, New Castle yang sudah sepenuhnya di bawah kendali Pengeran Mohammad Bin Salman, Sheffield United yang sahamnya 50 persen dimiliki Abdullah bin Mossad bin Abdulaziz al Saud.

Maraknya minat pengusaha kaya raya Qatar, Arab Saudi, dan sejumlah negara lainnya membeli klub liga papan atas di Inggris, telah menjadi fenomena sendiri. Bahkan, kini simbol-simbol islam telah menjadi sesuatu yang lumrah di gunakan oleh masyarakat Eropa yang merupakan fans klub tersebut.

Hal ini juga telah menjadikan Liga liga lokal di berbagai negara Teluk jadi pusat perhatian pecinta sepak bola dunia. Hal tersebut tidak terlepas dari transfer fenomenal Al Nassr terhadap Christiano Ronaldo beberapa waktu terakhir.

Nilai kekayaan fantastis yang dimiliki sejumlah pengusaha Arab Saudi, Qatar dan negara Teluk lainnya, seolah jadi ajang perlombaan dan unjuk kekuatan sebagai bentuk prestise.

Tak bisa kita pungkiri, dampak positif dari kepemilikan orang kaya Arab terhadap klub Eropa telah membawa image dunia islam di benua Biru tersebut.

Faktanya juga, kini di Eropa, islam telah berkembang menjadi agama baru dan alami pertumbuhan pesat di negara-negara itu. Kekuatan kapital dan ekspor modal lewat sepak bola, telah melahirkan warna baru berupa citra positif islam.

Sejarah mencatat, jauh sebelum budaya Eropa seperti saat ini, Islam telah menancapkan kekuatannya di wilayah itu. Lewat penaklukan Semenanjung Andalusia (kini Spanyol) dibawah pimpinan Tariq bin Ziyad di masa kekhalifaan Walid bin Abdul Malik pada 711 M.

Dengan berdirinya pusat pemerintahan islam di semenanjung Liberia dan Andalusia, Islam telah berkembang hingga ke berbagai negara Eropa lainnya. Hingga keruntuhan Dinasti Ummayah dan perang Salib yang berlangsung dua abad lamanya, membuat pengaruh islam perlahan hilang dari negara tersebut.

Dan Kini, 900 tahun setelah perperangan dua abad itu, perlahan sinar islam kembali bercahaya di Eropa. Itu terjadi lewat sepak bola, olaharga populer yang banyak diminati oleh warga negara dunia.

Tentu kita berharap, lewat sepak bola dan klub-klub elit Eropa yang ini jadi milik pengusaha Arab dan Timur Tengah, islam kembali menancapkan pengaruhnya di negara-negara itu.

Editor : Hendro Saky

Shares: