InsfrastrukturNews

Dari 5.000 Pengembang REI, 15 Persen Beralih ke Properti Syariah

Ilustrasi, properti syariah. (ist)

JAKARTA (popularitas.com) – Real Estat Indonesia (REI) optimistis sektor perumahan syariah akan terus maju. Pasalnya, sektor properti syariah tersebut muncul karena tingginya minat dan permintaan dari masyarakat.

“Memang dua tahun belakangan ini ada banyak kasus ( pengembang fiktif). Namun, tak bisa dimungkiri, permintaan perumahan dengan konsep syariah demikian tinggi,” ujar Wasekjen DPP Real Estat Indonesia (REI) Royzani Sjachril usai seremoni pengukuhan pengurus baru REI masa kerja 2019-2022, Jakarta, Senin, 6 Januari 2020.

Tingginya permintaan ini membuat potensi pasar properti syariah dinilai cukup besar. Tak hanya di pasar Jadebotabek, melainkan juga di sleuruh Indonesia seperti Surabaya, Medan, dan Makassar.

Masyarakat mendapatkan informasi mengenai perumahan syariah melalui media sosial, jejaring kelompok komunitas, atau pun situs perumahan yang bersangkutan.

Royzani melanjutkan, penawaran properti syariah tak hanya diminati kalangan muslim, juga non-muslim. Hal ini karena penawaran properti syariah dibumbui gimmick  tanpa riba, tanpa Bank Indonesia (BI) checking, tanpa penalti jika dilunasi lebih cepat, dan tidak memerlukan proses administrasi yang rumit.

Dalam satu kasus yang terkuak pada akhir 2018 saja, terdapat 3.860 konsumen yang telah membeli rumah syariah yang digadang-gadang bakal dibangun di Lampung, dan Bogor. B

elum lagi di Sidoarjo, terdapat ratusan konsumen yang juga terpincut membeli rumah dan kavling syariah. Menurut Royzani, betapa besar pasar properti syariah ini jika dijalankan dengan benar sesuai dengan kaidah dan konsep syariah.

REI sendiri telah melakukan pembinaan dan mengedukasi pengembang syariah untuk menjalankan bisnis propertinya dengan benar. “Sehingga tidak menjadi pengembang-pengembang yang tidak bonafide-lah, kira-kira seperti itu. Itu kami edukasi pengembangnya,” terang Royzani.

Dari 5.000 perusahaan properti konvensional yang bergabung di REI, sudah ada sekitar 15 persen yang beralih pada sektor properti syariah.

“Memang belum ada pendataan, cuma dari sekian 5.000 unit perusahaan itu kan memang sudah beralih sekitar 15 persenan ke syariah,” tuntas Royzani.

Sumber: Kompas

Shares: