KesehatanNews

Jokowi Pasang Target Suntik Vaksin Covid-19 untuk 180 Juta Penduduk

Jokowi Pasang Target Suntik Vaksin Covid-19 untuk 180 Juta Penduduk
Ilustrasi. Ilmuwan meneliti kandidat vaksin COVID-19 di Universitas Pittsburgh, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, Sabtu (28/3/2020). ANTARA FOTO/UPMC/Handout via REUTERS/wsj.

POPULARITAS.COM – Presiden Joko Widodo menyampaikan sebanyak 170 juta hingga 180 juta warga Indonesia akan menerima vaksin Covid-19. Vaksin COVID-19, yang sedang masa uji klinis fase tiga direncanakan akan tersedia akhir tahun 2020 atau awal 2021.

“Insya Allah akhir tahun atau awal tahun depan vaksinnya sudah bisa disuntikkan,” kata Jokowi saat memberikan Bantuan Modal Kerja kepada para pedagang kecil di Istana Merdeka, Rabu (30/9/2020) lalu.

Angka 180 juta orang yang akan divaksin tentu bukan jumlah yang kecil. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan agar saat tiba waktunya nanti proses imunisasi vaksin Covid-19 berjalan lancar.

Persiapan pemerintah sedikit tergambarkan dalam paparan Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional ini mengatakan roadmap atau peta jalan pelaksanaan imunisasi tengah dipersiapkan.

Airlangga menyebut mengenai target orang yang divaksin sedikit berbeda dari angka yang disebutkan Jokowi. Ia menyebut target vaksinasi 160 juta penduduk Indonesia.

“Target vaksinasi untuk 160 juta orang dan kebutuhannya antara 320 sampai 370 (juta),” kata Airlangga pada Jumat (2/10/2020) sore.

Dari total target orang yang divaksin, 70 persen merupakan kelompok usia produktif dengan rentang usia 19-59 tahun. Pemberian vaksinasi diutamakan juga bagi mereka yang berada di garda terdepan dalam pelayanan publik termasuk tenaga kesehatan.

“Diutamakan bagi mereka di garda terdepan baik itu dokter, perawat, petugas medis. Lalu, TNI, POLRI, Satpol PP. Dan tentunya, dipertimbangkan juga pada pasien komorbid (penyakit penyerta),” tuturnya.

Pernyataan Airlangga selaras dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang mengungkapkan bahwa tenaga medis dan mereka yang bekerja di fasilitas kesehatan akan menjadi kelompok prioritas diberikan vaksin Covid-19.

“Prioritas vaksin akan diberikan kepada garda terdepan yaitu seluruh tenaga medis dan seluruh masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis,” tutur Terawan dalam rapat koordinasi persiapan program vaksinasi di Jakarta pada Rabu (30/9/2020) lalu.

Prioritas Kelompok Penerima Vaksin

Mengenai kelompok prioritas lain Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa mereka masih mengkaji pengaturan pemberian vaksin.

“Nanti saja kalau sudah lengkap progress-nya akan disampaikan pada publik secara resmi,” jelas Wiku.

Hingga Selasa lalu, Wiku mengatakan bahwa pemerintah masih mengkaji sasaran prioritas dari vaksin Covid-19 sesuai dengan kelompok risikonya.

“Begitu juga dengan elemen yang diperlukan dalam vaksinasi itu tersebut, mulai dari suplai, pembiayaan, serta mekanisme dan infrastruktur yang perlu disiapkan dalam rangka vaksinasi tersebut,” kata Wiku dalam konferensi persnya di Jakarta.

Sebelumnya, pemerintah berencana akan memberikan vaksin COVID-19 tahap awal kepada 6 kelompok masyarakat prioritas dengan sasaran 102,45 juta orang. Kelompok pertama yakni, tenaga kesehatan dengan jumlah sasaran 1.317.656 orang.

Kedua, kontak erat dengan sasaran 50.000 orang, ketiga kelompok pelayanan publik dengan sasaran 715.766 orang. Adapun kelompok keempat adalah masyarakat umum dengan sasaran 92.286.877 orang.

Selanjutnya, kelompok tenaga pendidik dengan sasaran 4.361.197 orang. Terakhir, kelompok aparatur negara (pemerintah dan anggota legislatif) sebanyak 3.720.004 orang.

Mereka akan dibagi ke dalam 5 tahap pemberian vaksin selama setahun mulai Januari 2021. Vaksin akan diberikan 2 dosis/orang dengan jarak 14 hari untuk membentuk kekebalan (antibodi) Covid-19.

Dalam imunisasi vaksin Covid-19, Airlangga mengatakan di kesempatan pada webinar yang diselenggarakan 20 Agustus 2020, Indonesia harus bisa memvaksin sekitar 180 juta orang dalam dua kali suntikan. Artinya dibutuhkan 360 juta dosis, dan perlu dilakukan imunisasi untuk 1 juta orang per hari.

“Nah tentu kalau 1 juta vaksin ini kita memprioritaskan kepada daerah yang terdampak lebih dulu yang 8 daerah. Kemudian tentu secara bertahap dari grup usia. Kalau kita lihat dari batas usia, umur yang efektif antara 19-59 tahun,” tuturnya.

Untuk bisa memvaksin sejuta orang per hari, tentu dibutuhkan tenaga medis yang banyak serta terlatih. Jika tidak, maka bisa sulit mencapai target ini.[]

Sumber: liputan6.com
Editor: Acal

Shares: