FeatureNews

Kala Bank Sampah masih dipandang sebelah mata

Serah terima sampah terpilah oleh karyawan kepada bank sampah Basagemil dalam Aksi Sedekah Sampah Bersama (SESAMA) yang diadakan oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk - Pabrik Lhoknga, Senin (5/6/2023) FOTO : Humas PT SBA

POPULARITAS.COM – Nurul (37) warga Lhoknga Aceh Besar, diawal-awal membangun bank sampah di kampungnya, kerap dapat cemoohan dari warga setempat.  Masyarakat ditempat Ia tinggal, tidak memberikan dukungan, bahkan menolak keberadaan bank sampah dibangun di permukiman.

Menurut Nurul, dalam keterangannya kepada media ini, Selasa (6/6/2023), warga masih berpikir bahwa bank sampah hanya timbulkan efek negatif, seperti bau, penumpukan. Jadi, Sambung perempuan itu, masyarakat menganggap bank sampah seperti tempat pembungan akhir atau TPA, paparnya menambahkan.

Bersama dengan dengan kawan-kawannya yang tergabung dalam bank sampah generasi milenial (Basagemil) di Gampong Lampuuk, Lhoknga, Aceh Besar, Nurul tak patah arang. Ia tak bosan untuk terus memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya bank sampah.

Kegigihan Nurul dan kawan-kawannya itu memberikan dampak positif bagi daerahnya yang merupakan kawasan wisata. Lewat Basagemil, kini warga telah terbiasa melakukan pemilihan sampah dari rumah masing-masing.

Dikatakan Nurul lagi, peran bank sampah tidak hanya sebatas pengelolaan saja, tapi hal terpenting adalah memberikan edukasi dan pemahaman kepada warga. Jadi, pegiat bank sampah harus mampu merangkul dan beri contoh kepada masyarakat ditempat Ia tinggal, ujarnya menambahkan.

Persoalan pengelolaan persampahan masih jadi masalah klasik di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/, pada 2022 sebanyak 5,84 juta ton sampah berasal dari rumah tangga, baik kering, basah atau organik.

Sampah dari limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik itulah yang kemudian menumpuk dan dibuang sembarangan. Dampaknya sebabkan penyumbatan saluran air dan bencana banjir. Di Pasuruan, Bogor, adalah daerah yang alami banjir akibat terjadinya penumpukan sampah.

Persoalan yang dihadapi Nurul warga Aceh Besar, juga dialami oleh pegiat bank sampah lainnya Miwan. Dikatakan pria itu masih banyak masyarakat yang belum perduli dengan kemana dan bagaiman sampah itu akhirnya bermuara. “Kondisi hari ini, banyak orang nyampah, tapi sedikit yang peduli,” ujarnya.

Dalam kerja-kerjanya sebagai pegiat bank sampah, Miwan kerap melihat masih rendahnya kesadaran warga dalam tata kelola sampah. Itu terlihat dari tumpukan dan serakan sampah yang dibiarkan tidak pada tempatnya.

Ia sangat berharap, masyarakat dapat tersadarkan tentang pentingnya meningkatkan kepedulian terhadap persoalan sampah yang dimulai saat keluar dari pintu rumah masing-masing.

Hal serupa juga dialami oleh Rohmah, pegiat bank sampah dari Cilacap. Dikatakannya, pengelolaan sampah tidak bisa hanya dibebankan tanggungjawabnya kepada bank sampah.

Namun, katanya lagi, edukasi dan menyampaikan cara yang tepat kepada warga tentang pengelolaan sampah, terbukti memberikan hasil yang optimal. “Sebenarnya masyarakat itu Ingin halamannya bersih, rumahnya asri. Nah, ini yang harus kita berikan pemahaman,” katanya.

Dukungan PT SBI dalam pengelolaan persampahan

Pengelolaan sampah juga harus libatkan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat dan juga sektor industri. PT Solusi Bangun Indonesia (PT SBI) yang merupakan anak usaha Semen Indonesia Group (SIG), dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, gelar progam SESAMA atau sedekah sampah bersama. 

Kegiatan SESAM dilakukan perusahaan itu dengan melibatkan karyawan dan masyarakat lewat acara pemilahan sampah. Acara yang dilakukan serentak di lokasi operasional PT SBI, terkumpu 300 kg sampah plastik, 2,00g kg sampah kertas, 48 kg sampah kaca, dan 30 kg sampah logam.

Hasil pemilahan sampah itu merupakan hasil housekeepting dari rumah oleh para karyawa dan kotraktor di Pabrik Lhoknga, Narogong, Cilacap dan Tuban, serta karyawan SBI yang secara khusus berada di satu kawasan di kantor pusat Jakarta.

Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani mengatakan program ini bertujuan meningkatkan kesadaran karyawan dalam pengelolaan sampah. Karyawan diajak untuk merapikan rumah dan area kerja. Sampah hasil dari bersih-bersih, dipilah dan disetorkan ke bank sampah yang beroperasi di sekitar perusahaan. 

Upaya yang dilakukan pihaknya ini, untuk mengajak dan mengenalkan karyawan perusahaan dengan bank sampah sebagai salah satu cara kurangi timbulan sampah dari rumah.

Penimbangan sampah oleh karyawan dan bank sampah dalam Aksi Sedekah Sampah Bersama (SESAMA) yang diadakan oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, Senin (5/6/2023). FOTO : Humas PT SBI

Pelibatan bank sampah dalam kegiatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, juga merupakan bentuk dukungan kami kepada bank sampah di sekitar area operasional perusahaan.” Soni menambahkan, Aksi SESAMA ini selaras dengan komitmen SBI untuk mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan layak huni untuk #MasaDepanYangKitaMau. 

PT SBI sendiri, kata Asrul Sani, miliki lini pengelolaan sampah ramah lingkungan yang dikelola oleh unit bisnis Nathabumi. Melalui perusahaan itu, sampah-sampah yang dikelola di manfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk pengganti batu bara.

Hingga akhir tahun 2022, SBI telah berhasil menurunkan 14,5% emisi karbon atau setara 585,9 kg CO2/ton semen ekivalen berdasarkan baseline 2010, yang diperoleh dari efisiensi energi, pemanfaatan bahan baku dan bahan bakar alternatif, serta energi baru terbarukan dari sistem panel surya dan berbagai inisiatif lainnya. 

 

Berkolaborasi bersama pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lainnya, SBI juga menginisiasi hadirnya fasilitas pengolahan sampah perkotaan menjadi refuse-derived fuel (RDF) yang pertama di Indonesia. Berlokasi di Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah, fasilitas ini mengolah sampah domestik menjadi RDF dengan kapasitas hingga 160 ton sampah per hari, untuk dikonversi menjadi 70 ton RDF. Penurunan emisi karbon tersebut diperoleh dari berbagai upaya perusahaan dalam mendukung perwujudan pembangunan berkelanjutan, yang berbuah pengakuan PROPER Emas Tahun 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Pabrik Cilacap, dan PROPER Hijau untuk Pabrik Lhoknga, Narogong dan Tuban.

Shares: