HukumNews

Kejari Bireuen tetapkan dua tersangka korupsi PNPM Mandiri Gandapura

Jaksa kawal tersangka kasus korupsi dana simpan pinjam PNPM Mandiri di Kecamatan Gandapura, Bireuen tahun 2019-2023 menuju mobil untuk dibawa ke tahanan. Foto: Kejari Bireuen

POPULARITAS.COM – Penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Bireuen menetapkan dua tersangka dugaan kasus korupsi dana simpan pinjam PNPM Mandiri di Kecamatan Gandapura, Bireuen tahun 2019-2023 yang selama ini diusut.

Dua tersangka itu yakni SM (39) selaku Ketua UPK PNPM Mandiri Kecamatan Gandapura tahun 2019-2022 serta seorang wanita berinisial F (41) selaku Ketua Kelompok Udeep Saree (Gampong Lapang Barat).

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bireuen, Munawal Hadi yang dikonfirmasi Popularitas.com mengungkapkan, penetapan kedua tersangka dilakukan usai penyidik menemukan dua alat bukti permulaan.

Munawal menjelaskan, penerimaan dana simpan pinjam kelompok perempuan PNPM Mandiri tersebut telah bergulir sejak tahun 2009 hingga 2014 silam, dengan total anggaran Rp2,6 miliar.

“Dana simpan pinjam itu bersumber dari APBN dan APBK Bireuen. Namun sejak 2015 hingga 2023, kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan tidak dilakukan, sehingga dana yang dikelola adalah dana yang sudah ada dan sedang bergulir,” ujarnya, Rabu (25/10/2023).

Dari hasil penyidikan, diketahui bahwa tersangka SM menyetujui pencairan dana simpan pinjam kepada kelompok perempuan yang mana pelaksanaannya tak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Ketentuannya, kata dia, dana simpan pinjam diberikan kepada kelompok perempuan kategori rumah tangga miskin, bukan kepada individu serta verifikasi usulan dilakukan sesuai fakta peminjaman di lapangan.

“Tetapi pinjaman malah diberikan kepada pegawai negeri sipil, individu, serta sebagai usulan peminjaman tidak diverifikasi sesuai fakta di lapangan, serta penggunaan dana simpan pinjam digunakan saudara yang memiliki jabatan sebagai perangkat desa,” ungkapnya.

Selain itu, tersangka F diduga tidak menyetorkan angsuran pinjaman. Dana setoran itu malah digunakan untuk kepentingan pribadinya, sehingga terjadi tunggakan pada empat kelompok perempuan.

Akibat perbuatan kedua tersangka ini, negara pun mengalami kerugian hingga Rp1,1 miliar lebih. Nilai ini muncul berdasarkan hasil perhitungan tim auditor Inspektorat Aceh.

“Saat ini tersangka SM ditahan di Rutan Kelas IIB Bireuen, sedangkan tersangka F jadi tahanan kota karena masih menyusui anak. Tidak tertutup kemungkinan akan ada penetapan tersangka lainnya,” tutup mantan Kasi Penkum Kejati Aceh ini.

Shares: