News

Kepengurusan ISEI Banda Aceh Dikukuhkan

Kepengurusan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Banda Aceh
Kepengurusan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Banda Aceh | FOTO: Ist

BANDA ACEH (popularitas.com) – Kepengurusan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Banda Aceh, dikukuhkan oleh pengurusan pusat organisasi itu. Pengukuhan yang dilangsungkan, Selasa, 30 Juli 2019, di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, dilakukan oleh Sekretaris Umum DPP ISEI Pusat, Solikin M Juhro.

Dalam prosesi pelantikan tersebut, Sekretaris umum pusat ISEI pusat, menyerahkan bendera organisasi kepada Ketua umum ISEI Banda Aceh, Makmur Budiman.

Dalam pidato pelantikannya, Ketua umum ISEI Banda Aceh, Makmur Budiman, mengatakan bahwa, tujuan utama dirinya bersedia ditunjuk sebagai ketua organisasi ini, adalah semangat bersama untuk berkontribusi besar bagi perekonomian Aceh.

Untuk mendorong perekonomian Aceh ini, kata Makmur, dibutuhkan banyak melahirkan pedagang besar, yang masa periode emas kejayaan Aceh, provinsi ini dulunya pernah unggul dalam hal perdagangan dunia.

Makmur mencontohkan bahwa, Rasul kita, Muhammad SAW, adalah seorang pedagang, dan ini merupakan contoh bagi kita dalam membangkitkan perekomian Aceh, harus dilandasi semangat untuk menjadi pedagang dan pengusaha.

Ketua Kadin Aceh ini juga mengingatkan bahwa, ada banyak faktor yang menyebabkan provinsi ini, masih menjadi provinsi yang jumlah penduduknya masih terbesar nomor satu termiskin di Sumatera. Dan karena itu, dibutuhkan tretment atau perlakukan khusus dari pemerintah pusat, agar Aceh dapat segera keluar dari kondisi ini.

Karena itu, Ia mengusulkan di Aceh dapat dibentuk Badan Pengembangan ekspor, sehingga keberadaan badan ini nantinya dapat mengakselerasi perdagangan di provinsi ini.

Sebagai contoh, Aceh ini produktivitas crude palm oil (CPO) setiap tahunnya mencapai 800 ribu ton, namun, kesemua produk tersebut masih dijual ke provinsi tetangga Sumatera Utara. Dari perdagangan komoditas ini saja, setiap tahunnya, Aceh kehilangan Rp1,6 triliun dari sektor transportasi pengiriman minyak sawit ke Medan.

“Itu baru ongkos angkut untuk CPO saja, belum termasuk kopi, pinang, dan perikanan,” ujarnya.

Kita akui, defisit perdagangan Aceh dengan Sumut itu sangat tinggi, hal ini dikarenakan provinsi kita produktivitas rendah, dampaknya, alami selisih perdagangan dengan provinsi tetang itu mencapai 85 persen. “Hampir seluruh produk kebutuhan Aceh itu masih mengandalkan dari Sumut, dan Jakarta,” sebutnya.

Karena itu, salah satu upaya ISEI Banda Aceh, kolaborasi dengan Pemerintah Aceh, dan Kadin Aceh, saat ini adalah mendorong lahirnya banyak pelaku IKM dan UMKM, agar dapat memproduksi kebutuhan masyarakat, yang selama ini masih didatangkan dari Medan.

Oleh karena itu, ISEI Banda Aceh mengharapkan, agar Pemerintah Aceh dan juga pemerintah pusat, untuk secara serius mendorong kebangkitan sektor IKM dan UMKM, dengan mengarahkan anggaran yang ada untuk menciptakan sektor ekonomi produktif. Pun begitu juga dengan anggota DPR Aceh, untuk dapat mengarahkan keberadaan dana pokok pikiran atau Pokir guna dimaksimalkan dalam mendorong sektor ini.

ISEI Banda Aceh sendiri, kata Makmur, dalam waktu dekat, akan menggagas kerjasama dengan Bukalapak.com, untuk melakukan pelatihan kepada para pengusaha kecil di Aceh, dalam hal penciptaan peluang pasar, desain produk, dan juga sistem perdagangan dengan pemanfaatan platform media internet. “ISEI Banda Aceh sangat serius bangkit ekonomi Aceh, melalui peran sektor IKM dan UMKM,” tandasnya. (SKY)

Shares: