KesehatanNews

Lingkungan pengaruhi penyebaran penyakit kulit di Aceh

Peneliti uji potensi ekstrak bawang hitam sebagai antijerawat
Ilustrasi kulit (Pixabay)

POPULARITAS.COM – Penyakit kulit adalah kelainan kulit yang disebakan oleh jamur, bakteri parasite, virus, maupun infeks. Beberapa macam penyakit kulit dapat menyebabakn gatal, gatal dapat timbul diseluruh kulit.

Cut Fauziah, Mahasiswi magister Kesehatan masyarakat Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, dalam keterangannya, Senin (30/10/2023) mengatakan, penyakit kulit termasuk masalah kesehatan yang mudah diketahui kemunculannya.

Terlepas dari apa pun jenisnya, penyakit kulit biasanya menunjukan gejala yang khas dan kasat mata. Agar mudah mengenalinya, berikut berbagai gejala penyakit kulit yang paling sering muncul seperti rasa gatal yang tak tertahankan. Sebagian besar penyakit kulit ditandai dengan rasa gatal dari mulai kurap, kutu air, kudis, cacar air, psoriasis, eksim, panu, dan dermatitis.

Disebutkan bahwa pekiraan kasus penyakit kulit di Indonesia sebanyak tahun 2015 menurut profil kesehatan Indonesia menunjukan bahwa penyakit kulit menjdi peringkat ketiga dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit se –Indonesia berdasarkan jumlah kunjungan yaitu sabanyak 192.414 kunjungan dengan 122.076 kasus baru sedangkan kasus lama sebanyak 70.338 kunjungan.

Selain itu kondisi iklim tropis di Indonesia, meningkatkan perkembangan jamur penyebab penyakit kulit yang berkaitan tinggi nya angka prevalensi penyakit kulit di Indonesia.

Sementara tahun 2019 jumlah penderita penyakit kulit seperti kusta yang dilaporkan dari 23 kabupaten/kota di Aceh sebanyak 337 kasus baru kusta dengan 78% kasus di antaranya merupak tipe Multi Basiler (MB).

Sebanyak 60% penderita baru kusta berjenis kelamin laki-laki dan sebsar 40% lainnya berjenis kelamin perempuan. Angka penemuan kasus baru kusta sebesar 6,3 kasus per 100,000 penduduk. Jumlah kasus anak di antaranya kasus baru kusta mencapai 10,4 % (35 kasus). (Profil Kesehatan Aceh, 2019).

Berdasarkan data tersebut menunjunkan bahwa kasus penyakit kulit di Indonesia masih cukup eksis dan perlu ditindaklanjuti sehingga diperlukan kinerja sama semua pihak untuk terlibat dalam penanggulangan penyakit kulit.

Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit menular yang paling cepat penularannya. Meskipun telah ada kemjuan dalam pengobatan dan diagnosanya, penyakit kulit tetap menjadi masalah kesehatan gobal yang signifikan, di balik penyabaran yang luas, terdapat peran penting yang dimainkan oleh faktor-faktor lingkungan dan penyediaan air bersih.

Faktor lingkungan dan penyediaan air bersih memaikan peran penting dalam penyebaran penyakit kulit, pertama kepadatan populasi yaitu daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, terutama di wilayah perkotaan yang padat, cenderung memiliki tingkat penyabaran penyakit kulit yang lebih tinggi. Memungkinakan penularan bakteri dan jamur penyakit kulit lebih mudah terjadi.

Kedua kebersihan lingkungan di mana dengan lingkungan yang kotor dan tidak sehat dapat menciptakan kondisi yang mendukung penyebaran bakteri dan jamur penyakit kulit, seperti sanitasi yang rendah, pengelolaan limbah yang tidak memadai dan ketidakcukupan akses air bersih, dapat meningkatkan risiko penyabaran penyakit kulit.

Ketiga perumahan yang sangat padat seperti perumahan asrama/ komplek dapat meningkatkan risiko penularan. Keempat kurangnya kesadaran akan kebersihan diri yang dapat menimbulkan penyebaran penyakit kulit seperti menggunakan pakain kotor secara berulang tidak menjaga kebersihan handuk, kuku dan tangan.

Kelima akses terbatas ke fasilitas perawatan kesehatan dan pendidikan kesehatan yang rendah dan dapat mneyebabkan keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan penyakit kulit, yang dapat memperburuk penyebaran penyakit ini.

“Mengendalikan penyakit kulit melalui faktor lingkungan memerlukan tindakan koordinasi yang melibatkan pemerintah, beberapa upaya yang dapat kita lakukan dalam mengendalikan penyakit kulit melalui faktor lingkungan adalah pertama parbaikan sanitasi dangan memastikan akses yang memadai ke fasilitas toilet yang layak. Toilet yang memadai membatu mencegah kontaminasi tanah dan air oleh bakteri penyakit kulit yang ada dalam tinja, serta pengelolaan limbah yang aman,” ujarnya.

Kemudian memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya praktik kebersihan, seperti mencuci tangan dangan benar, dan juga menjaga kebersihan personal hygiene ketiga upaya pembanguna perumahan yang layak dan berkelanjutan dapat membantu mengeurangi kepadatan penduduk dan penyebaran penyakit.

Dalam pencegahan penyakit kulit, tidak hanya melibatkan pengobatan saja , tetapi juga memperbaiki kondisi lingkungan dan kesadaran masyarakat dalam pencegahan penyebaran penyakit ini secara global. Mengendalikan penyakit kulit melalui faktor lingkungan memainkan peran yang sangat signifikan dalam penyebaran penyakit kulit.

Sangat penting untuk kita memahami dan mengatasi faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi serta upaya ditunjukan untuk meningkatkan kerbersihan diri, lingkungan, penyediaan perumahan yang layak, dan akses penyediaan air bersih dapat membantu mengurangi prevalensi penyakit kulit dan meningktkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Selain itu dengan kerjasama yang baik dan perencanan yang cermat, sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit kulit dan dapat bergerak menuju dunia yang lebih sehat dan bebas penyakit kulit.

“Lingkungn yang sehat adalah aspek penting dalam memastikan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Melindungi lingkungan adalah tugas bersama kita untuk memastikan bahwa kita dapat meninkmati hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi generasi akan datang,” ujarnya.

Shares: