HeadlineNews

Pakar : Perlu rekayasa lalu lintas di Simpang Surabaya Banda Aceh

Pakar : Perlu rekayasa lalu lintas di Simpang Surabaya Banda Aceh
Nizarli, SsIT, MSi, Ketua IKALL STTD Aceh. FOTO : Dok Pribadi

POPULARITAS.COM – Kawasan Simpang Surabaya di Kota Banda Aceh, menjadi salah satu area yang miliki kepadatan lalu lintas. Maka, tak jarang pada jam-jam tertentu, terjadi kemacetan panjang di areal tersebut. Bahkan, pada kondisi tertentu jumlah antrian bisa capai 230 meter.

Dahulunya, kawasan ini sudah terjadi kemacetan, hingga kemudian, di era Walikota almarhum Mawardy Nurdin, dilakukan usulan pembangunan tunel dan fly over di areal tersebut. Namun, ternyata hal tersebut belum secara signifikan dapat mengatasi kemacatan dan antrian lalu lintas di Simpang Surabaya.

Kawasan Simpang Surabaya Kota Banda Aceh

Pakar transportasi darat asal Aceh, Nizarli usulkan rekayasa lalu lintas di kawasan Simpang Surabaya. Langkah tersebut dinilai akan jadi solusi atasi kemacetan arus kenderaan di lokasi tersebut.

Dalam keterangannya kepada popularitas.com, Kamis (24/8/2023), Nizarli yang juga merupakan alumni Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Kementrian Perhubungan RI itu menerangkan, dari kajian yang dilakukan pihaknya, hal yang harus dilakukan dalam rekayasa lalu lintas kawasan Simpang Surabaya Kota Banda Aceh, adalah dengan melakukan perubahan fase alat penilik isyarat lalu lintas (APIL) dari kondisi existing 4 fase menjadi 3 fase dengan metode area traffic control system (ATCS).

Dari simulasi yang dilakukan, sambung Nizarli yang menamatkan studi masternya di Magister Sistem Teknik Transportasi (MSST) Universitas Gajah Mada (UGM) itu menyebutkan, dengan melakukan perubahan APIL lewat pemodelan dari 4 fase ke 3 fase, terjadi pengurangan antrian lalu lintas dari 230 meter hanya menjadi 120 meter.

gambar Pemodelan dan rekayasa manajemen lalu lintas di Sp Surabaya Banda Aceh usulan IKALL STTD Aceh. FOTO : Nizarli

Kemudian, selain perubahan fase APIL, hal yang juga harus dilakukan untuk mengurai kemacatan di kawasan Simpang Surabaya, adalah dengan penambahan pulau lalu lintas. Hal tersebut dimaksudkan untuk memisahkan secara langsung arus yang berasal dari tiap-tiap kaki simpang agar tak terjadi konflik.

Selanjutnya, kata Nizarli yang saat ini menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Ahli Lalu Lintas Sekolah Tinggi Transportasi Darat (IKAAL STDD) Aceh itu, penting dilakukan untuk updating model mekanikal fase lampu lalu lintas menjadi 8 sampai dengan 10 siklus pengaturan.

Diharapkan, dengan pemodelan managemen dan rekayasa lalu lintas seperti itu, maka dapat mengurangi panjang antrian 20 meter. Begitu juga dengan updating pengaturan mekanikal fase lalu lintas dari siklus 4 fase jadi 3 fase dengan siklus maksimum dibawah 150 detik dengan peningkatan total waktu hijau dari 65 detik menjadi 80 detik.

Karna itu, sambungnya, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kementrian Perhubungan RI wilayah Aceh, harus bersinergi dengan Pemko Banda Aceh untuk melakukan pengaturan itu. Sebab, kawasan Simpang Surabaya merupakan simpul lalu lintas di jalan nasional yang jadi satu kesatuan umum sistem transportasi perkotaan di daerah tersebut, demikian Nizarli.

Editor : Hendro Saky

Shares: