News

Polisi Airud Evakuasi 122 KK Penyintas Banjir di Pidie Jaya

Polisi Airud Evakuasi 122 KK Penyintas Banjir di Pidie Jaya
Personel Ditpolairud Polda Aceh melakukan evakuasi penyintas banjir di Pidie Jaya, Minggu (10/5/2020) sekira pukul 03.00 WIB dini hari. Foto Doc Ditpolairud

BANDA ACEH (popularitas.com) – Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Aceh berhasil mengevasukasi 122 Kepala Keluar (KK) yang terjebak banjir di Gampong Pante Berne, Balek, Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.

Evakuasi dilakukan Minggu (10/5/2020) dini hari sekira pukul 03.00 WIB dengan ketinggian air 1 s.d 1,5 meter. Seluruh warga tersebut dievakuasi ke Meunasah Teuping Pukat, Kecamatan Meurah Dua, Kabupate Pidie Jaya.

“Kegiatan evakuasi tersebut personil kami bekerja sama dengan instansi terkait yang terdiri Basarnas Pidie, satuan Raider Jim-Jim dan anggota Pos Kamla Meureudu,” Direktur Ditpolairud Polda Aceh, Kombes Pol Jemmy Rosdiantoro, Minggu (10/5/2020).

Kata Jemmy, dengan curah hujan yang terus berkelanjutan dalam beberapa hari ke depan, seperti perkiraan cuaca oleh BMKG Aceh. Dia telah perintahkan unit Kapal Polairud tipe C-2 yang di BKO-kan ke wilayah-wilayah untuk patroli. Siaga dan memberikan bantuan SAR bila ada warga yang terkena banjir.

“Tadi malam saya mendapatkan laporan dari salah satu kapal kami yang bertugas patroli siaga KP.I-2004 yang di-BKO-kan di Kabupaten Pidie Jaya melaporkan terjadi hujan lebat dari kemarin siang (Sabtu 9/5) hingga malam belum berhenti. Sehingga beberapa desa sekitar pukul 19.30 WIB mulai terendam banjir dan telah melakukan bantuan evakuasi kepada warga yang terkena banjir,” tukasnya.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang, Aceh mengeluarkan peringatan dini akan terjadi gelombang tinggi mencapai 4-6 meter di perairan Aceh.

Kasi Data dan Informasi BMKG Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Zakaria Ahmad menjelaskan, tinggi gelombang mencapai 4-6 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindai Barat Aceh.

Untuk Selat Malaka Bagian Utara tinggi gelombang 2,50 – 4 meter, Barat Selatan 50 Centimeter hingga 1,5 meter. Sedangkan di perairan Sabang tinggi gelombang antara 2,5 meter hingga 4 meter lebih.

Hal tersebut disebabkan terbentuknya tekanan rendah di Selat Malaka sebelah utara Propinsi Aceh. Sehingga terjadi belokan angin dan konvergensi masa udara di atmosfer wilayah Aceh.

Dengan adanya belokan angin dan konvergensi di atmosfer Aceh, sehingga uap air yang terbawa oleh pergerakan masa udara berkumpul di atmosfer Aceh.

Hal ini mengakibatkan tumbuhnya awan-awan konvektif, awan- awan hujan yang disertai angin kencang dan juga petir. BMKG Aceh memperkirakan keadaan seperti ini masih berlanjut hingga 2 hari kedepan.

“Disamping terjadi hujan sedang hingga lebat kondisi ini juga dapat berpengaruh terhadap tinggi gelombang,” kata Zakaria Ahmad, Sabtu (9/5/2020).

Zakaria mengimbau agar waspada banjir, genangan maupun banjir luapan atau bajir kiriman. Waspadai tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi dan juga perlu berhati-hati pohon tumbang serta jalan yang licin.

Sedangkan untuk masyarakat nelayan dan penyedia jasa penyeberangan agar berhati-hati dalam melaut. Tidak lupa membawa alat keselamatan serta alat komunikasi, jangan memaksa berlayar bila kondisi cuaca tidak memungkinkan.

Waspada potensi terjadinya gelombang tinggi dapat mencapai 3 Meter atau lebih di Perairan Utara Sabang, Perairan Sabang- Banda Aceh, Perairan Barat-Selatan Aceh, Perairan Samudera Hindia, dan Periran Selat Malaka Utara.

“Selalu memperhatikan situasi dan informasi cuaca di lapangan maupun info cuaca dari BMKG,” pintanya.[acl]

Shares: