News

BMKG ingatkan 11 daerah di Aceh waspada banjir

Kerugian akibat banjir di Aceh Utara capai Rp485,3 miliar
Ilustrasi, warga bertahan di rumah ketika banjir melanda sebagian wilayah Aceh Timur, Selasa (20/12/2022). ANTARA/HO

POPULARITAS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di 11 kabupaten/kota di Provinsi Aceh untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan tanah longsor akibat curah hujan deras dalam beberapa hari ke depan.

“Kami ingin mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. Saat Anda berada di luar rumah, berhati-hatilah, dan hindari aktivitas di luar rumah jika tidak diperlukan,” kata Prakirawan BMKG Kelas I, Budi Saritua Hutasoit, dikutip dari laman Antara, Senin (23/10/2023).

Saat ini, Aceh sudah memasuki musim penghujan. BMKG mencatat ada 11 daerah yang masuk dalam kategori waspada terhadap dampak bencana yang dapat dipicu oleh hujan deras. Daerah-daerah ini meliputi Gayo Lues, Aceh Singkil, Kota Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Utara, Bireuen, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Jaya, Aceh Barat, dan Simeulue.

Dampak dari hujan deras termasuk potensi banjir, jembatan yang rendah mungkin tidak dapat dilalui, risiko tanah longsor atau erosi, serta potensi aliran banjir berbahaya yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat dalam skala menengah.

Secara umum, cuaca di Aceh diprediksi berpotensi hujan deras yang disertai dengan petir dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan. Ini disebabkan oleh fenomena belokan angin dan pertemuan angin di Aceh, yang menciptakan kondisi perlambatan angin dan meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di beberapa wilayah di mana angin tersebut bertemu.

Daerah yang berpotensi menerima hujan lebat, petir, dan angin kencang dalam beberapa hari mendatang meliputi Pidie, Pidie Jaya, Aceh Jaya, Subulussalam, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Banda Aceh, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Aceh Tamiang.

Arah dan kecepatan angin umumnya bertiup dari arah barat daya dengan kecepatan maksimum sekitar 15 knot atau sekitar 30 kilometer per jam.

“Karena itu, kita harus waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan ancaman lainnya akibat hujan lebat,” kata Budi.

Sementara itu, kondisi gelombang laut diperkirakan masih dalam kategori tenang hingga sedang, yakni dengan tinggi gelombang antara 0,01 hingga 2,5 meter. Ini masih dianggap aman untuk aktivitas kelautan dan penyeberangan di wilayah Aceh.

Tinggi gelombang laut di rute penyeberangan Banda Aceh-Sabang berkisar antara 0,01 hingga 0,5 meter, sedangkan penyeberangan Meulaboh-Kepulauan Sinabang memiliki tinggi gelombang antara 0,01 hingga 1,25 meter.

“Perlu diperhatikan bahwa perairan Utara Sabang dan Samudera Hindia Barat Aceh memiliki potensi gelombang laut mencapai 2,5 meter, dan mungkin terjadi perubahan kecepatan angin secara tiba-tiba saat hujan lebat, yang dapat menyebabkan angin kencang,” pungkasnya.

Shares: