HeadlineKesehatan

Diabetes lebih berdampak buruk pada perempuan

Penderita diabetes boleh makan nasi putih
Ilustrasi diabetes. (ANTARA/Pexels)

POPULARITAS.COM – Penyakit diabetes melitus bisa dialami siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, dampak buruk DM lebih berbahaya jika terjangkit pada perempuan. Beberapa diantaranya, seperti mens yang tidak teratur, hingga kebutaan.

Diabetes pada wanita dapat sebabkan siklus mentruasi tidak teratur. Nah, jika perempuan normal miliki rentang 23-25 hari, jika terkena penyakit ini biasanya bisa lebih pendek atau bahkan tidak haid sama sekali, kata dr Leny Puspitasari, SpPD-KEMD dalam keterangannya di laman Antara, Minggu (4/6/2023). 

Ia menyebutkan, gangguan diabetes dapat digolongkan pada dua tipe, yakni 1 dan 2. Pada tipe pertama, perempuan bisa alami menopause lebih awal. Sementara tipe kdua dapat sebabkan anovulasi, atau kondisi ovairum tidak dapat lepaskan sel telur ke tuba falovi.

Mengingat eratnya kaitan antara diabetes dan siklus menstruasi, Leny pun mengimbau para wanita untuk mencatat siklus menstruasi setiap bulan paling tidak selama 3-6 bulan. Kemudian, pelajari pola gula darah dengan mencatat kadar gula darah selama minimal dua bulan.

Dengan begitu, menurut Leny, dapat ditentukan apakah ada keterkaitan antara peningkatan gula darah dengan siklus menstruasi.

Sementara itu, Dr dr Sidartawan Soegondo, efek buruk diabetes pada wanita karna karna faktor perubahan hormonal, seperti menstruasi dan menopause. Sebab itu kadar gula darah sulit di kontrol.

“Dampak diabetes terhadap perempuan dan pria itu sama saja. Tapi, bagi wanita resikonya lebih buruk,” ujarnya.

Menurut dokter yang menamatkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, wanita dengan diabetes dua kali lebih mungkin terkena depresi dibandingkan pria. Kemudian, wanita dengan diabetes juga mengalami peningkatan risiko jantung.

“Wanita pra-menopause dengan diabetes akan kehilangan perlindungan terhadap penyakit jantung dan 50 persen lebih berisiko terhadap kematian akibat penyakit jantung daripada pria,” ujar Sidartawan.

Wanita lanjut usia dengan diabetes melitus tipe dua dan penyakit ginjal stadium akhir memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi daripada pria dengan masalah serupa. Wanita juga berisiko lebih besar mengalami kebutaan akibat retinopati diabetik, kata Sidartawan.

Lebih lanjut, kata Sidartawan, diabetes juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi seorang wanita menjadi tidak teratur atau sebaliknya, menstruasi juga dapat mempengaruhi risiko terjadinya diabetes. Dia mengatakan, penelitian dan pasien-pasien menyadari bahwa gula darah cenderung meningkat di fase luteal yang terjadi dua minggu sebelum masa menstruasi.

Wanita yang tidak memiliki riwayat diabetes sebelumnya juga mungkin saja terkena diabetes ketika hamil, yang disebut sebagai diabetes gestasional. Meski biasanya hilang setelah melahirkan, diabetes gestasional meningkatkan risiko diabetes di kemudian hari atau pada kehamilan berikutnya.

“Mereka yang memiliki riwayat diabetes gestasional memiliki risiko 50 persen lebih tinggi terkena diabetes,” kata Sidartawan.

Untuk itu, Sidartawan menganjurkan para wanita agar meluangkan waktu merawat diri sendiri, di antaranya dengan makan makanan bergizi seimbang serta berolahraga secara teratur.

“Komunikasi yang baik dengan dokter mengenai efek diabetes terhadap kesehatan wanita juga penting,” kata Sidartawan menutup penjelasan.

Editor : Hendro Saky

Shares: