News

Imigran Rohingya di Lhokseumawe Jadi Tanggung Jawab UNHCR

UNHCR Tuntaskan Pendataan Rohingya Terdampar di Aceh
Pengungsi Rohingya di bekas kantor Imigrasi Lhokseumawe. (popularitas.com/Rizkita)

United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) secara resmi menerima tanggung jawab terkait pengurusan Imigran Rohingya di Balai Latihan Kerja (BLK) di Desa Meunasah Mee, Muara Dua, Kota Lhokseumawe, yang sebelumnya di akomodir oleh Satgas setempat.

Wali Kota Lhokseumawe, Suaidi  Yahya mengatakan, sebanyak 99 Imigran Rohingya gelombang pertama dan 297 pada gelombang kedua serta empat orang titipan saat ini bukan lagi tanggung jawab satgas atau pemerintah setempat.

“Hal ini kita lakukan agar penangan Rohingya dapat dijalankan oleh petugas UNHCR dapat ditangani secara professional oleh mereka, karena kami Pemerintah Kota Lhoseumawe ini mungkin terhalang dengan keterbatasan dalam aturan-aturan di pemerintah,” ujar, Suaidi  Yahya Jumat (4/12/2020).

Lanjutanya, pada dasarnya hal ini memeng tanggungjawab UNHCR sesuai mandatnya. Meski begitu katanya, pemerintah kota kedepan akan melakukan pemantauan terhadap aktifitas etnis Rohingya selama masih di kamp BLK, namun jika UNHCR membutuhkan bantuan Pemerintah Kota Lhokseumawe, maka pihaknya terlebih dahulu harus mengajukan surat secara resmi.

“Apabila dibutuhkan penanganan medis, pengamanan, atau lainya UNHCR harus ajikan surat secara resmi, pemerintah masih memberi tempat namun kita belum mengetahui batas waktu pengunsi itu berada di Aceh, UNHCR hanya hanya menyampaikan akan terus berkoordinasi dengan negara ketiga agar dapat menampung etnis Rohingya tersebut,” paparnya.

Sementara itu Protection Associate of UNHCR, Oktina mengungkapkan bahwa kedepan mereka akan terus memperhatikan kondisi pengunsi Rohingya yang ada di kamp. Tak hanya itu UNHCR akan terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat meskipun satgas sudah menyerahkan sepenuhnya tanggungjawab Imigran Rohinhya tersebut.

UNHCR menepis tudingan saat tanyai kebenaran terkait petugas UNHCR telah lepas dalam mengawasi para pengsi Ronghingya tersebut terkesan terabaikan. Bahkan UNHCR meyakini kedepan bisa mengawasi pengungsi dengan beberapa petugas keamanan.

“Tidak benar, kami tetap memantau, kedepan kita akan ada tiga anggota permanen nanti di kamp, kami juga akan menambahkan lagi beberapa petugas konsultan dan penambahan beberapa petugas keamanan lainya, kami akan mencoba untuk menangani pengunsi dengan jumlah yang ada,” kata Oktina.

Editor: dani

Shares: