NewsPolitik

Ketua DPRA: Perjalanan 17 tahun perdamaian tak seindah yang dijanjikan

Pon Yahya juga menyebutkan, pasca perjanjian damai (MoU) Helsinki, 15 Agustus 2005 silam,  masih banyak butir-butir perjanjian yang belum terealisasi.
Tangkapan layar prosesi pelantikan Pon Yahya sebagai Ketua DPRA, Jumat (13/5/2022).

POPULARITAS.COM – Saiful Bahri atau yang kerab disapa Pon Yahya resmi dilantik sebagai ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sisa masa jabatan 2019-2024.

Prosesi pelantikan berlangsung dalam rapat paripurna yang berlangsung di gedung DPRA, Jumat (13/5/2022). Rapat ini dipimpin langsung Plt Ketua DPRA, Safaruddin.

Politisi Partai Aceh tersebut menggantikan posisi Dahlan Jamaluddin yang menjabat sejak 2019. Pengucapan sumpah jabatannya dipandu langsung oleh Ketua Pengadilan Tinggi Banda Aceh, Gusrizal.

Politikus asal Kabupaten Aceh Utara ini datang ke gedung DPRA menggunakan pakaian adat Aceh lengkap dengan kopiah meukutop dan songket bewarna kuning.

Dalam sambutannya, Pon Yahya mengajak seluruh anggota dewan untuk membantu dirinya dalam menjalankan amanah yang telah diberikan tersebut, terutama dalam memperjuangkan aspirasi rakyat Aceh.

“Saya berharap kepada seluruh anggota DPR Aceh agar dapat membantu saya agar dapat memerjuangkan aspirasi rakyat Aceh sebagaimana yang telah diberikan tanggungjawab kepada kita semua,” ucapnya.

Lebih lanjut, Pon Yahya juga menyebutkan, pasca perjanjian damai (MoU) Helsinki, 15 Agustus 2005 silam,  masih banyak butir-butir perjanjian yang belum terealisasi.

“Perjalanan 17 tahun ini tidak seindah yang dijanjikan pemerintah Republik Indonesia,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu pula, Pon Yaya mengaku akan memperjuangkan sejumlah poin kesepakatan damai yang belum terpenuhi.

“Dalam masa jabatan ini saya saya akan berjuang dalam menagih dan mengingatkan pemerintah Indonesia agar dapat menunaikan kewajibannya,” tutur mantan kombatan GAM itu.

Shares: