News

Laju Deforestasi di Aceh Tinggi

Aceh mulai musim kemarau, BMKG ingatkan masyarakat terkait karhutla
Ilustrasi, kebakaran hutan dan lahan di wilayah Provinsi Aceh. (FOTO ANTARA/dok)

 BANDA ACEH (popularitas.com) – Kepala BPDASHL Krueng Aceh, Eko Nur Wijayanto mengatakan, salah satu penyebab tingginya tingkat banjir di Aceh karena laju perambahan hutan masih sangat tinggi.

Sehingga potensi bencana khususnya banjir dan longsor sangat besar kemungkinan terjadi secara berulang di Aceh. Sehingga diperlukan mitigasi bencana untuk mengurangi tingkat bencana di Aceh.

“Kita harus melakukan mitigasi bencana, apa lagi saat ini laju deforestasi sangat tinggi, banyak tutupan hutan yang hilang. Sehingga potensi terjadi bencana banjir dan longsor sangat besar” kata Eko dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 15 Mei 2020.

Ia menyampaikan, banjir genangan yang terjadi di Banda Aceh beberapa hari lalu menjadi bukti, bahwa Krueng Aceh sebenarnya mampu menampung debit air. Namun, drainase yang buruk membuat aliran air tidak mengalir ke sungai.

“Untuk banjir genangan di Banda Aceh beberapa hari yang lalu, sebenarnya Krueng Aceh mampu menampung debit air tersebut. Namun karena drainase yang kurang optimal sehingga air tidak dapat mengalir ke sungai,” ujarnya.

Sementara itu, kepala BPBA, Sunawardi menyebutkan bahwa terjadinya banjir saat ini karena banyak pembangunan yang tidak mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), selain itu juga adanya perusakan alam berupa perambahan dan illegal logging.

“Saat ini pembangunan banyak yang melanggar RTRW, selanjutnya juga banyaknya terjadi perambahan hutan dan illegal logging. Sehingga memicu terjadi bencana,” ujar Sunawardi.

“Intinya, untuk penanggulangan banjir, harus ada perencanaan dari hulu ke hilir dan koordinasi semua sektor,” tambahnya. (dani)

Shares: