EditorialHeadline

Merawat usia belia damai Aceh

Hari pertama masuk sekolah, Pj Gubernur Achmad Marzuki dan istri kunjungi SDN 1 Banda Aceh
Ilustrasi : Anak-anak SD di Banda Aceh saat hari pertama sekolah. potret ini adalah salah satu bentuk dari indahnya perdamaian Aceh. FOTO : humas Aceh

POPULARITAS.COM – Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dijadwalkan hadir pada peringatan puncak hari ulang tahun (HUT) damai Aceh ke-18. Acara yang dipusatkan di Taman Ratu Safiatuddin di Banda Aceh tersebut, akan berlangsung pada 15 Mei 2023.

Menilik bilangan tahun, di tahun 2023 persis usia 18 tahun damai Aceh di bumi serambi mekkah ini. Peringatan dilangsungkan setiap tanggal 15 Agustus setiap tahunnya. Pemilihan tanggal tersebut, disandarkan pada hasil penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara RI dan GAM pada 15 Agustus 2005 silam.

Ya, sejak ditandangani 18 tahun yang lalu, usia perdamaian di negeri berjuluk serambi mekkah ini masih tergolong belia. Angka -18 tahun adalah fase-fase penting satu perdamaian berjalan dengan mulus, atau bisa jadi mungkin akan terulang.

Namun, sudah saatnya Aceh tak lagi mengulangi konflik yang sama. Terlalu lelah sudah, 32 tahun konflik daerah ini, membuat begitu banyak kerusakan dan sebagai provinsi, wilayah ini tertinggal jauh dari berbagai sektor dibadingkan dengan daerah lainnya.

18-tahun damai Aceh adalah tonggak penting bagi semua pihak, untuk memastikan pembangunan di daerah ini berjalan dengan baik, kesejahteraan rakyat terpenuhi, dan pelayanan publik semakin prima.

Merawat damai Aceh bukan lagi memastikan tidak ada lagi senjata, atau kecurigaan masih adanya bibit perlawanan dari rakyat. Jauh lebih penting dari semua itu, damai berbicara tentang kesejahteraan.

Akar perlawanan rakyat selalu berawal dari ketidakpuasan, baik itu menyangkut hak-hak hidup dan juga bicara tentang kesenjangan sosial. Ini yang harus jadi perhatian semua pihak. Diakui atau tidak, ideologi perlawanan masih tersemat dalam sebagian pikiran rakyat Aceh. Namun, hal itu bisa di redusir dengan menjawabnya melalui pemenuhan kesejahteran masyarakat.

Alhamdulillah, usia belia damai Aceh, kini bisa merasakan nikmat perdamaian itu sendiri, bukan hanya tidak ada perang, tapi sendi kehidupan bermasyarakat berjalan normal. Tidak ada ketakuan keluar subuh untuk beribadah, atau berpergian ditengah malam sekedar membeli obat dan makan.

Nikmat perdamaian ini, wajib kita syukuri, sungguh ketika rasa syukur ini senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT, maka Allah berjanji akan menambah rezeki dari arah lainnya. Kata kunci dari 18 tahun damai Aceh adalah bersyukur.

Harapan seluruh rakyat, usia belia damai Aceh ini terus berlangsung hingga sepanjang hayat. Masih banyak persoalan daerah ini yang belum selesai. Untuk menuntaskan hal tersebut, maka keberlangsungan perdamaian adalah jawabannya. Mari kita rawat damai Aceh ini dan senantiasa panjatkan syukur kehadirat Allah SWT. Semoga damai Aceh terus abadi. (***EDITORIAL)

Shares: