News

Tes Corona Rp 15 Ribu Bakal Tersedia di Stasiun hingga Sekolah

Rusia Jual Ratusan Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke India
rang ilmuwan bekerja di dalam laboratorium Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology selama produksi dan pengujian laboratorium vaksin untuk melawan penyakit virus corona (COVID-19), di Moskow, Rusia, (6/8/2020). Foto di buat tanggal 6 Agustus 2020. ANTARA/REUTERS/HO-The Russian Direct Investment Fund (RDIF)/aa.

Alat tes COVID-19 yang bisa bikin biaya tes Corona jadi lebih terjangkau nantinya bisa ditemui di tempat-tempat umum seperti bandara hingga kampus dan sekolah. Demikian disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro.

“(Akan disediakan) Ke tempat-tempat umum yang banyak pergerakan manusia seperti bandara, stasiun KA, kantor, kampus/sekolah,” ujar Bambang, Sabtu (12/12/2020).

Nama alat itu adalah GeNose, alat deteksi Corona dengan embusan napas. Selain murah, alat ini disebut lebih efektif dari rapid dan swab test. Waktu tes yang dibutuhkan cuma 3 menit dan akurasinya sudah mencapai 90% lebih. Demikian hasil dari validasi di beberapa rumah sakit yang sudah dilakukan para inovator alat ini.

Saat ini, alat ini masih menunggu izin edar dari Kementerian Kesehatan. Rencananya alat ini akan didistribusikan ke beberapa daerah paling banyak kasus COVID-19 sebagai bakti inovasi dari Kemristekbrin.

“Kemristekbrin memasukkan GeNose sebagai salah satu alkes yang diberikan ke beberapa daerah dalam bakti inovasi,” imbuhnya.

Barulah setelah itu, alat ini bisa dibagikan ke seluruh daerah di Indonesia dan ke tempat-tempat umum tadi. Kemristekbrin juga mempersilahkan pihak swasta atau perseorangan yang tertarik dengan alat itu untuk memesan dan membelinya, lalu menggunakan sesuai kebutuhan masing-masing.

“Kalau untuk keperluan instansi pemerintah bisa dengan APBN, tetapi swasta dan perorangan juga bisa membeli,” katanya.

Swasta dan perorangan perlu menyiapkan dana Rp 60 juta untuk mendapatkan satu alat tes COVID-19 ini. Meski begitu, menurut Bambang harga segitu termasuk murah karena untuk 1 alat tersebut bisa digunakan sampai 100 ribu kali pemeriksaan. Jika sudah melewati batas maksimal, alat ini bisa dibetulkan dan digunakan kembali.

“Rp 60 juta untuk 100 ribu kali pemakaian, sangat murah,” tegasnya.

Sumber: detik

Shares: